Find Us On Social Media :

Awalnya Ingin Bergabung, Ukraina yang Klaim Sudah Bunuh 10.000 Tentara Rusia Kini Kecam Sikap NATO, Kenapa?

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 6 Maret 2022 | 19:28 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (mengenakan pakaian taktis abu-abu, di tengah)

Intisari-Online.comUkraina mengeklaim telah membunuh 10.000 tentara Rusia, menurut data yang diungkap Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba, Sabtu (5/3/2022).

Dalam konferensi pers virtual dengan media-media asing yang turut dihadiri Kompas.com tersebut, Kuleba juga memberikan data-data jumlah korban tewas atau alutsista yang hancur di pihak Rusia.

Klaimnya adalah sebagai berikut:

"Angka-angka ini adalah perkiraan karena perang masih berlangsung," tutur Kuleba.

Sementara itu, Ukraina yang awalnya ingin bergabung dengan NATO kini justru mengecam sikap NATO.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam NATO karena menolak pemberlakuan zona larangan terbang di negaranya.

Dia mengatakan aliansi militer Barat padahal tahu soal kemungkinan agresi Rusia akan terus berlanjut.

Baca Juga: Dampak Buruk Perang Rusia-Ukraina, Lima Komoditas Ini Akan Langka di Dunia, Sanksi Amerika Serikat dan Sekutunya Kepada Rusia Malah Bikin Kondisi Makin Parah, Ini Sebabnya

Baca Juga: Dikenal sebagai Sekutu Dekat hingga Aliansi yang Melawan Barat, Ternyata Ini Alasan China Mati-matian Angkat Tangan daripada Bergabung Menghancurkan Ukraina

Sebelumnya, NATO menolak permintaan Pemerintah Ukraina untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk melindungi langitnya dari rudal dan pesawat tempur Rusia.

“Mengetahui bahwa serangan dan korban baru tidak dapat dihindari, NATO dengan sengaja memutuskan untuk tidak menutup langit di atas Ukraina,” kata Zelensky dalam sebuah video yang diterbitkan oleh kantor kepresidenan.

"Kami percaya bahwa negara-negara NATO sendiri telah menciptakan narasi bahwa penutupan langit di atas Ukraina akan memprovokasi agresi langsung Rusia terhadap NATO," tambah Presiden Ukraina, dikutip dari AFP, Sabtu (5/3/2022).