Awal minggu ini, NY Times melaporkan bahwa lebih dari 300 tentara bayaran dari kelompok itu telah menandai kehadiran mereka di daerah kantong Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk.
Mereka telah terlihat berpakaian baju biasa layaknya warga sipil.
Mengikuti berbulan-bulan lamanya aktivitas militer dan penimpunan militer, Rusia melancarkan serangan militer ke Ukraina pada 24 Februari.
Berjam-jam sebelum meluncurkan serangan tersebut, Presiden Putin membenarkan aksi perang bahwa Rusia tidak lagi merasa "aman, maju dan ada" karena apa yang diklaim Putin merupakan ancaman konstan dari Ukraina modern.
Untuk sekarang, lebih dari 2000 warga sipil telah terbunuh dalam konflik tersebut, menurut Layanan Darurat Ukraina.
Laporan rahasia menyatakan bahwa 7000 tentara Rusia telah kehilangan nyawa mereka.
Konflik mengerikan ini juga telah memicu eksodus migran ke Eropa dengan jumlah imigran dari Ukraina kini melewati angka 1 juta.