Find Us On Social Media :

Sehabis Keenakan Harga Yuan Melambung Akibat Konflik Rusia-Ukraina, China Kini Malah Harus Tanggung Kerugian Setelah Megaproyek Ambisius di Eropa Ini Hancur Lebur Gara-gara Rusia

By May N, Jumat, 4 Maret 2022 | 10:37 WIB

Vladimir Putin ditelepon Xi Jinping terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Intisari - Online.com - Siapa sangka serangan Rusia ke Ukraina justru menghancurkan investasi besar negara sekutu Rusia, yaitu China, di Eropa.

Melansir Kontan dari Reuters, Rusia hancurkan apa yang sedang dibangun China.

China sebelumnya menolak mengutuk serangan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina, dan menekan kritik lokal terhadap Rusia.

Selanjutnya Beijing mengasingkan banyak negara Eropa timur tempat China membangun investasi perdagangan dan teknologi di bawah megaproyek Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative (BRI) yang ambisius.

Reuters melaporkan Ukraina mendapat rezeki nomplok sebelumnya karena jadi lokasi strategis sepanjang jalur kereta api, jalan, dan energi yang menghubungkan Rusia ke seluruh Eropa.

Ukraina telah bergabung sebagai anggota BRI sejak 2017, dan sejak saat itu perusahaan-perusahaan China meningkatkan pembangunan pelabuhan dan kereta bawah tanah Ukraina.

Tahun 2020 lalu, Kyiv menandatangani nota kesepahaman dengan raksasa komunikasi China Huawei Technologies.

Sejak lama Huawei mendapatkan pertentangan dari Amerika Serikat (AS), dengan AS berusaha mengeluarkan Huawei dari jaringan di seluruh dunia.

Baca Juga: Mendadak Presiden Prancis Umumkan pada Dunia Untuk Siap Perang, Ternyata Saat Ini Ukraina Dalam Ancaman Serius dari Rusia, Putin Ancam Hal Lebih Buruk Akan Datang

Baca Juga: Seisi Dunia Langsung Geger! Perang Rusia-Ukraina Ternyata Bisa Berubah Jadi Perang Nuklir, Mendadak 'Pesawat Kiamat' Baru Putin Meluncur di Atas Langit Rusia

Ukraina memberikan pasar yang menarik bagi perusahaan China lainnya, yaitu Xiaomi karena populasi yang besar mencapai 44 juta dan jadi pasar yang besar untuk perusahaan ponsel pintar itu.

Ukraina juga menjadi sumber bahan pertanian, dengan China membeli 30% impor jagungnya dari Ukraina di tahun 2021 lalu.