Find Us On Social Media :

Hanya Tinggal Duduk Ongkang-ongkang, China Malah yang Dapat Keuntungan Paling Besar dari Konflik Rusia-Ukraina, Rencana Geser AS Jadi Negara Adidaya Kian Terwujud Tanpa Disadari

By May N, Kamis, 3 Maret 2022 | 16:58 WIB

Sistem rudal Pantsir S1 milik militer Rusia hancur di Ukraina.

Intisari - Online.com - Konflik Rusia-Ukraina telah membuat banyak hal berubah, tapi satu hal yang pasti, China dipastikan jadi pemenang dari perang Rusia-Ukraina.

Hal ini disampaikan oleh mantan agen khusus FBI yang bekerja di China dan Korea Utara, melansir Fox News Digital.

"Pada akhirnya, China adalah pemenang besar dalam Perang Rusia-Ukraina," kata Steve Gray, mantan agen khusus FBI.

Dia menambahkan, “China akan menjadi penerima manfaat utama dari sanksi terhadap Rusia, yuan akan mendapat manfaat dari penurunan rubel, dan mereka telah diberikan studi kasus tentang seperti apa tanggapan dunia jika mereka menyerang Taiwan.”

"Tidak mengherankan sama sekali untuk mengetahui bahwa ini terbentuk persis seperti yang direncanakan China," jelas Gray, yang menghabiskan 10 tahun bekerja sebagai agen khusus pengawasan yang berfokus pada China dan Korea Utara.

Gray mengatakan ia berpengalaman sebagai agen khusus pengawas FBI bekerja di China dan Korea Utara.

Ia tahu, Partai Komunis China akan terus berencana menggantikan AS sebagai pemimpin global.

Sebagai orang Amerika, kita harus menyadari ancaman ini," jelasnya.

Baca Juga: Konflik Perang Rusia-Ukraina Ternyata Memang Menyeret Indonesia dan Negara-negara Tetangga, Respon Jokowi dan Perdana Menteri Singapura Ini Jadi Contoh Negara ASEAN Lainnya

Baca Juga: Dibenci Seluruh Dunia Karena Mulai Perang di Ukraina, Rusia Ternyata Tidak Akan Dikecam Oleh Timur Tengah Bahkan Israel Pikir Panjang untuk Dukung Washington, Kedekatan Ini Sebabnya

Gray berpendapat bahwa strategi energi Rusia di Eropa harus bisa memberi petunjuk kepada Amerika tentang cara persaingan asing Amerika dalam mempersenjatai pengaruh ekonomi secara strategis untuk keuntungan geopolitik.

Hal ini berkaitan dengan masalah sebelumnya walaupun negara-negara Eropa ikut AS menjatuhkan sanksi berat kepada Rusia, negara-negara Eropa masih bergantung pada Rusia terkait energi.