Intisari-Online.com - Invasi Rusia yang dilancarkan sejak 24 Februari 2022 lalu masih berlangsung hingga kini.
Serangan-serangan terhadap pangkalan-pangkalan udara utama yang diluncurkan Rusia hampir melumpuhkan Angkatan Udara Ukraina (UkrAF).
Langkah selanjutnya, seperti yang dispekulasikan oleh para ahli Barat, adalah menghancurkan aset udara Ukraina.
Namun, hingga kini Rusia, yang memiliki angkatan udara terkuat kedua di dunia, belum menggunakan superioritas udaranya untuk menyerang Ukraina.
Jet tempur Rusia sebagian besar tetap berada di darat, sampai sekarang.
Hal ini membantu Angkatan Udara Ukraina untuk terus menerbangkan misi serangan udara dan serangan darat defensif tingkat rendah (DCA).
Kyiv juga mengklaim telah menembak jatuh sedikitnya 29 pesawat Rusia. Namun, ini masih belum diverifikasi.
Sebuah komponen kunci dari peperangan modern adalah untuk menegaskan superioritas udara secepat mungkin.
Terlepas dari kekuatan udaranya yang besar, keengganan Rusia untuk mengerahkan superioritas udaranya di Ukraina telah mengejutkan banyak analis militer.
Hal ini juga bisa menjelaskan mengapa Moskow terus berjuang di Ukraina.