Menurut Pentagon, militer Rusia menunjukkan perilaku menghindari risiko sejak peluncuran serangan.
Rekaman suara yang diperoleh perusahaan intelijen Inggris, seperti dilansir Daily Mail, mengungkapkan bahwa tentara Rusia benar-benar kacau.
Laporan tersebut mengklaim bahwa mereka menolak untuk mematuhi perintah komando pusat untuk menyerang kota-kota Ukraina dan mengeluh tentang kehabisan stok.
Shadowbreak, badan intelijen yang mengklaim telah mencegat pesan-pesan ini, mengatakan sejak awal operasi Kamis lalu (24/2/2022), militer Rusia telah menunjukkan kurangnya dukungan logistik.
“Unit-unit Rusia di darat kemudian dilacak, seperti Buran-30, yang kami dengar merencanakan serangan artileri di lokasi sipil."
"Kami juga dapat mendengar sinyal pengganggu yang mencoba merusak kemampuan koordinasi dan komunikasi Rusia,” katanya.
"Kami juga mendengar mereka menangis selama perkelahian di dekat Kharkhiv, seperti yang terdengar dalam rekaman ini. Juga memiliki masalah bahan bakar, kesulitan berkoordinasi karena kurangnya peta, ... Sementara juga meminta dukungan udara atau berbicara tentang serangan Iskander.”
Setiap percakapan telah menampilkan minimnya koordinasi antar unit, bahkan terkadang mereka saling tembak-menembak.
Pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina dilaporkan mengalami kemunduran moral dan banyak dari mereka menyabotase kendaraan sendiri.
(*)