Find Us On Social Media :

Bukan Kali Pertama Kerahkan Militer Besar-besaran, Ternyata Vladimir Putin Terkenal Tak Segan Kerahkan Militernya, Terkuak Sudah 4 Kali Militer Rusia Dikerahkan ke Negara-nerara Ini

By Khaerunisa, Senin, 28 Februari 2022 | 19:35 WIB

(Ilustrasi) Perang Chechnya 2 - Presiden Rusia Vladimir Putin.

Seluruh kampanye untuk menguasai Krimea oleh Rusia berlangsung dalam waktu satu bulan dan hampir tanpa pertumpahan darah.

Sejak akhir Februari 2014, ribuan tentara Rusia tanpa seragam diam-diam mendekati pangkalan di semenanjung Krimea.

Baca Juga: Kalender Jawa Weton 2022 dari Bulan Januari hingga Desember, Lengkap dengan Weton Pasaran hingga Wuku

Menurut Moscow Times, pada 28 Februari 2014, Armyansk dan Chongar -dua rute utama yang menghubungkan Ukraina dengan Krimea- diblokir oleh pasukan Rusia.

Empat hari kemudian, Rusia mengambil alih parlemen Krimea. Delegasi di Krimea dengan cepat memilih parlemen baru dan mendorong referendum untuk memisahkan semenanjung dari Ukraina.

Pada 11 Maret 2014, Krimea mendeklarasikan kemerdekaannya dari Ukraina. Lima hari kemudian, 97 persen warga Krimea memilih untuk bergabung dengan Rusia, dengan 83% pemilih memilih.

Pada 18 Maret 2014, Krimea resmi menjadi bagian dari wilayah Rusia setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit di Moskow. Pada 24 Maret 2014, Ukraina menarik semua angkatan bersenjatanya dari Krimea.

4. Rusia memasuki perang di Suriah

Pada 30 September 2015, Presiden Putin mengumumkan bahwa pasukan Rusia akan bergabung dalam perang di Suriah atas permintaan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Lawan dari koalisi Rusia-Suriah adalah para pejuang yang memproklamirkan diri sebagai Negara Islam (IS). Pada akhir 2017, Putin memerintahkan penarikan pasukan dari Suriah.

Menurut laporan Kementerian Pertahanan Rusia, dua tahun pertempuran di Suriah, Rusia telah membantu pemerintah Presiden Bashar Al-Assad membebaskan lebih dari 87% wilayah yang diduduki ISIS.

Menurut banyak ahli, Rusia terpaksa bergabung dalam perang dan mengalahkan ISIS di Suriah karena sejak pecahnya Uni Soviet Moskow tidak memiliki banyak sekutu di Timur Tengah.

Di bawah arahan Putin, dalam waktu dua tahun, militer Rusia melakukan lebih dari 30.000 serangan di Suriah dan menewaskan sedikitnya 90.000 teroris. 212 ladang minyak dan 184 pabrik dan kilang minyak yang dikendalikan oleh IS dihancurkan oleh militer Rusia, menyebabkan kerugian serius sumber daya keuangan organisasi teroris.

Baca Juga: Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya, Bisa Diketahui dari Peninggalan Sejarah Kerajaan Berikut Ini

(*)