Find Us On Social Media :

Bukan Kali Pertama Kerahkan Militer Besar-besaran, Ternyata Vladimir Putin Terkenal Tak Segan Kerahkan Militernya, Terkuak Sudah 4 Kali Militer Rusia Dikerahkan ke Negara-nerara Ini

By Khaerunisa, Senin, 28 Februari 2022 | 19:35 WIB

(Ilustrasi) Perang Chechnya 2 - Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tuntutan pemisahan diri Chechnya dari Rusia dikenal sebagai masalah yang menyebabkan Moskow paling "sakit kepala" di era pasca-Soviet.

Meskipun dibandingkan dengan wilayah Rusia yang luas, Chechnya hanyalah tanah kecil dengan populasi lebih dari 1 juta orang.

Hal itu karena jika Chechnya benar-benar merdeka dari Rusia, gelombang pemisahan diri dapat muncul di banyak wilayah lain yang tidak dapat dikendalikan Moskow, menurut DW.

Pada bulan Desember 1994, meskipun banyak peringatan dari Rusia, Dzokhar Dudayev - pemimpin pasukan separatis Chechnya- secara sepihak menyatakan Chechnya merdeka, mendirikan Republik Chechnya.

Di bawah arahan mantan Presiden Boris Yeltsin, tentara Rusia menyerang separatis di Chechnya tetapi gagal menang.

Selama Perang Chechnya Pertama, tentara Rusia menderita kerugian besar dengan lebih dari 3.800 tentara tewas.

Baca Juga: Tragis Berakhir Dikhianati Rusia, Ternyata Ukraina Dulunya Adalah Pemilik Sejata Nuklir Terbesar Ke-3 Dunia, Namun Nyaris Semua Senjatanya Lenyap Gara-Gara Hal Ini

Pada bulan Agustus 1996, Rusia terpaksa menarik pasukannya dari Chechnya setelah memperoleh sedikit keuntungan dengan berhasil menghancurkan Dzokhar Dudayev dalam serangan rudal.

Kekalahan di Chechnya menyebabkan militer Rusia benar-benar kehilangan citranya ketika dinilai lemah dan terbelakang, menurut Refworld.

Pada Mei 2000, Putin dilantik sebagai Presiden Rusia, dan salah satu prioritas utamanya adalah membawa Chechnya kembali ke Moskow.

Benar saja, setelah Putin menjabat, pecahlah Perang Chechnya Kedua. Hingga pada tanggal 15 April 2009, Rusia menyatakan bahwa tidak ada lagi separatis di Chechnya.

Keberhasilan di Chechnya membantu militer Rusia memulihkan posisinya di panggung internasional dan Putin menegaskan bakat kepemimpinannya, menerima dukungan besar dari rakyat.