Hiroshima menjadi pilihan karena kemungkinan bom dapat menyapu keseluruhan daerah dan efek yang ditimbulkan dari ledakan sudah dapat diprediksi.
Meski begitu, satu dekade setelah serangan ke Kota Hiroshima, efek jangka panjang mulai dirasakan oleh korban selamat.
Insiden penyakit kanker terus meningkat sejak 1956. Ternyata meningkatnya tumor dan kanker yang terus meningkat akibat dari resiko paparan radiasi dari bom atom.
Tak hanya itu saja, efek yang paling mematikan yang dihadapi ialah leukemia.
Penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak. Meningkatnya kasus leukemia pada anak-anak muncul setelah dua tahun pascaledakan dan terus bertambah.
Dicatat sekitar 1900 kematian oleh sebab kanker.
Berdasarkan sebuah penelitian di bidang epidemiologi oleh Radiation Effects Research Foundation dari tahun 1950 hingga 2000, setidaknya 46 persen kematian diakibatkan karena leukemia dan 11 persen kematian akibat kanker disebabkan oleh paparan radiasi.
(*)