Candu secara luas digunakan sebagai obat perangsang dan bagian ilmu ketabiban Jawa untuk menyembuhkan aneka penyakit.
Ketika perasaan anti-China pada bulan-bulan awal peperangan sedikit mereda, orang Cina mendapat keuntungan sebagai bandar candu di garis belakang.
Selama Perang Jawa ada laporan bahwa banyak prajurit Diponegoro jatuh sakit karena ketagihan madat.
Laporan Kapten Raden Mas Suwangsa, perwira kavaleri Legiun Mangkunagaran yang tertangkap laskar Diponegoro dan dibawa ke Desa Selarong pada masa awal Perang Jawa.
Dia mengungkapkan, “Para pangeran biasanya tidur hingga pukul sembilan atau sepuluh pagi dan beberapa di antara mereka menjadi budak madat.”
Meninggal di Makassar
Setelah pasukan Belanda yang dipimpin Jenderal De Kock berhasil mendesak Diponegoro di Magelang, mereka melakukan perundingan di Magelang.
Belanda menuntut Pangeran Diponegoro menghentikan perang.
Permintaan itu ditolak. Diponegoro ditangkap kemudian diasingkan ke Ungaran, Semarang, ke Gedung Karesidenan Semarang.
Pada 5 April 1839, Diponegoro dibawa ke Batavia menggunakan kapal Pollux.