Find Us On Social Media :

Badai Kecamuk Perang Jawa: Pangeran Diponegoro Pimpin 100.000 Pasukan yang Ternyata Ada Para Pemadat hingga Banyak Jatuh Sakit Lantaran Kecanduan

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 19 Februari 2022 | 16:59 WIB

(Ilustrasi) Pangeran Diponegoro

Candu secara luas digunakan sebagai obat perangsang dan bagian ilmu ketabiban Jawa untuk menyembuhkan aneka penyakit.

Ketika perasaan anti-China pada bulan-bulan awal peperangan sedikit mereda, orang Cina mendapat keuntungan sebagai bandar candu di garis belakang.

Selama Perang Jawa ada laporan bahwa banyak prajurit Diponegoro jatuh sakit karena ketagihan madat.

Laporan Kapten Raden Mas Suwangsa, perwira kavaleri Legiun Mangkunagaran yang tertangkap laskar Diponegoro dan dibawa ke Desa Selarong pada masa awal Perang Jawa.

Baca Juga: Sejarah 'Indah' Kiai Nogo Siluman, Keris Sakti Pangeran Diponegoro yang Dikembalikan ke Indonesia oleh Raja dan Ratu Belanda, Kesaksian Tokoh ini Buktikan Perjalanan Panjangnya

Baca Juga: 150 Tahun, Jalan Panjang Keris Pangeran Diponegoro untuk Pulang Menandai 'Reuni' Barang-barang Peninggalan Pemimpin Perang Diponegoro Itu

Dia mengungkapkan, “Para pangeran biasanya tidur hingga pukul sembilan atau sepuluh pagi dan beberapa di antara mereka menjadi budak madat.”

Meninggal di Makassar

Setelah pasukan Belanda yang dipimpin Jenderal De Kock berhasil mendesak Diponegoro di Magelang, mereka melakukan perundingan di Magelang.

Belanda menuntut Pangeran Diponegoro menghentikan perang.

Permintaan itu ditolak. Diponegoro ditangkap kemudian diasingkan ke Ungaran, Semarang, ke Gedung Karesidenan Semarang.

Pada 5 April 1839, Diponegoro dibawa ke Batavia menggunakan kapal Pollux.