"Saya senang berbuat dosa dan saya benci berpura-pura memakai topeng lalu bergosip. Kami bertemu.
"Kami berdua patut dihormati."
Pada waktu itu, Gereja Kristen awal menganggap perayaan tersebut sebagai perbuatan tercela, namun pihak Gereja tak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikannya.
AKhirnya, diciptakanlah seorang 'martir suci' yang kelak hari rayanya akan diperingati setiap tanggal 14 Februari.
Hari St. Valentine pertama dirayakan pada tahun 468 M.
Pada awalnya, Gereja berusaha untuk melembagakan praktik pertukaran billet yang dicetak dengan teks khotbah dan ayat-ayat suci.
Hal itu dilakukan untuk mendorong orang-orang pada tingkah laku yang saleh.
Meski begitu eksperimen tersebut gagal.
Pada abad keempat belas, perayaan Hari Valentine telah kehilangan makna sucinya yang dibangun oleh Gereja selama lebih dari seribu tahun kembali ke bentuk pesta-pesta 'kuno.'
(*)