Seantero Dunia Nyaris Terkecoh, Perang Dunia III yang Digadang-gadang Pecah di Ukraina Nyatanya Malah Nyaris Meletus di Langit Mediterania, Gesekan Pesawat Dua Negara Adidaya Ini Pemicunya

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com - Penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina membuat barat khawatir akan terjadi perang.

Rusia memang selalu mengatakan bahwa pihaknya tidak berniat menyerang Ukraina.

Namun, hadirnya lebih dari 130.000 tentara Rusia di perbatasan Ukraina membuat dunia meragukan perkataan Rusia tersebut.

Amerikadan NATO pun siaga tinggi dengan mengerahkan bantuan militer untuk Ukraina.

Setelah membuat negara Barat bergidik tegang soal rumor invasi, Rusia secara terbuka menyatakan menarik pasukan di dekat perbatasan Ukraina pada Selasa (15/2).

Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pihaknya tidak melihat bukti penarikann pasukan militer Rusia dari Ukraina. Blinken mengaku justru melihat sebaliknya.

Melansir AFP, Kamis (17/2/2022), Blinken menuding penarikan pasukan Rusia dari Ukraina hanya sebatas klaim.

Blinken menyebut ada perbedaan dengan yang dikatakan Rusia dengan realita di perbatasan.

Baca Juga: Beda Cara Dengan Amerika yang Terus Berikan Peringatan Perang Sudah Makin Dekat, China Malah Mencak-Mencak Kutuk Negara-Negara Barat dengan Alasan Ini

Baca Juga: Gawat! Ledakan Tembakan Besar Terdengar di Ukraina, Sesaat Setelah Rusia Menarik Beberapa Pasukannya, Apa yang Terjadi, Benarkah Perang Rusia-Ukraina Sudah Dimulai?

"Sayangnya ada perbedaan antara apa yang dikatakan Rusia, dan apa yang dilakukannya dan apa yang kita lihat bukanlah kemunduran yang berarti," katanya di ABC News.

"Sebaliknya, kami terus melihat kekuatan, terutama kekuatan yang akan berada di garda depan setiap agresi baru terhadap Ukraina, terus berada di perbatasan, berkumpul di perbatasan," lanjutnya.

Meski dikhawatirkan perang pecah di Ukraina, namun sebenarnya perangnyaris pecah dilangit Mediterania.

Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengumumkan Rabu bahwa sebuah pesawat Rusia mencegat tiga pesawat P-8A Angkatan Laut AS awal pekan ini, melansir USNI News, Rabu (16/2/2022).

Ketiga pesawat AS itu terbang di atas Laut Mediterania di wilayah udara internasional ketika sebuah pesawat Rusia melakukan “penyadapan tidak profesional” pada 12 dan 13 Februari, juru bicara Pentagon Kapten Mike Kafka mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Tidak ada yang terluka, kata Kafka.

AS menghubungi pejabat Rusia melalui saluran diplomatik untuk mengungkapkan keprihatinan.

"AS akan terus beroperasi dengan aman, profesional, dan konsisten dengan hukum internasional di perairan dan wilayah udara internasional," kata Kafka. “Kami berharap Rusia melakukan hal yang sama.”

Baca Juga: Gawat! Ledakan Tembakan Besar Terdengar di Ukraina, Sesaat Setelah Rusia Menarik Beberapa Pasukannya, Apa yang Terjadi, Benarkah Perang Rusia-Ukraina Sudah Dimulai?

Baca Juga: Digambarkan Sebagai Roh Rubah Berekor Sembilan dalam Tubuh Wanita, Inilah Da Ji yang Kejam, Selir Kesayangan Kaisar Zhou, Tergila-gila Hingga Lupakan Urusan Negara, Bikin Pesta Tamunya Tanpa Busana

Selama akhir pekan, Rusia juga mengklaim telah mengejar kapal selam AS keluar dari perairan teritorialnya, menurut outlet berita TASS.

Angkatan Laut AS membantah klaim Rusia dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa AS mengoperasikan kapal selamnya dengan aman di perairan internasional.

Intersepsi Rusia terhadap pesawat AS di atas Baltik dan Laut Hitam telah menjadi kejadian biasa sejak invasi Rusia ke Krimea tahun 2014.

Pada tahun 2020, dalam dua insiden terpisah, pesawat tempur Angkatan Udara Rusia melakukan penyadapan P-8A yang “tidak aman dan tidak profesional” di atas Laut Mediterania.

Berikut pernyataan lengkap 16 Februari 2022 dari Pentagon.

“Kami dapat mengonfirmasi bahwa selama akhir pekan lalu, tiga pesawat P-8A Angkatan Laut AS mengalami penyadapan tidak profesional oleh pesawat Rusia. Awak pesawat AS terbang di wilayah udara internasional di atas Laut Mediterania pada saat penyadapan ini. Kami telah menyampaikan kekhawatiran kami kepada pejabat Rusia melalui saluran diplomatik. Meskipun tidak ada yang terluka, interaksi seperti ini dapat mengakibatkan salah perhitungan dan kesalahan yang mengarah pada hasil yang lebih berbahaya. AS akan terus beroperasi dengan aman, profesional, dan konsisten dengan hukum internasional di perairan dan wilayah udara internasional. Kami berharap Rusia melakukan hal yang sama.”

Baca Juga: Berapa Hari Lagi Puasa 2022? Begini Perhitungan Dimulainya Ramadhan 1433 Hijriyah Versi Muhammadiyah

Baca Juga: Bak Tak Sabar untuk Menyerbu Usai Luhut Bebaskan Karantina, Kasus 'Son oF Omicron' Melonjak di Negara-negara Tetangga, Mulai Dominan Gara-gara Sifatnya Ini

Artikel Terkait