Penulis
Intisari-Online.com -Sebuah prasasti dari era Mpu Sindok ditemukan di Situs Gemekan, Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Keberadaan situs arkeologi era Mpu Sindok tersebut sebenarnya telah diidentifikasi oleh warga sekitar sejak tahun 1980-an.
Prasasti ini ditemukan berkat hasil penggalian yang dilakukan tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur (BPCB Jatim) sejak tanggal 7 Februari 2022.
Pada tahun 2018 BPCB Jatim melakukan ketigatan zonasi situs-situs yang ada di sekitar Kawasan Cagar Budaya (KCBN) Trowulan di Mojokerto.
Mereka meberikan zonasi cagar budaya pada struktur di Situs Gemekan tersebut.
Kemudian, pada Februari 2022, ekskavasi dilakukan untuk menyingkap bentuk utuh struktur prasasti dari eraMpu Sindotersebut.
Melansir National Geographic, Jumat (11/2/2022),Muhammad Ichwan, arkeolog dari BPCB Jatim mengatakan bahwabatu prasasti ini memiliki lebar 88 sentimeter, tinggi yang tersisa 91 sentimeter, dan tebal 21 sentimeter.
Terdapat tulisan di empat sisi batu prasasti tersebut, yakni di sisi depan, belakang, samping kanan, dan samping kiri.
Narasi yang tertulis di salah satu sisi prasasti tersebutadalah berikut:
'Tutuḥ tuṇḍanya blaḥ ka... sbittakan wtaŋnya ranta... wkasakan ḍalmanya ḍuḍu -n paṅan dagiŋnya inum... tĕhĕr pĕpĕjdakan wkasaka... nan tika yan parâ riṅ ala... -nni moŋ patukn iṅ ulā pūla... Ni dewamanyuḥ yan para ri tga... -lappan i glap sampalann iŋ rākṣa...'
'Paṅanann iŋ wuil si pamuṅuan [i]ndaḥ ta kita kamuŋ hyaŋ kuśika gargga metrī kuruṣya pātāñjala suwuk lor suwuk kidul kuluan wetā -n buaṅakan riṅ ākāśa salambittakan i hyaŋ kabaiḥ tibâkan ri mahāsamudra klammakan riŋ ḍawu[han] alapan saŋ hyaŋ dalammer dudu- tann i tuwiran saŋhabann i wuhaya ṅkanan matya ikanaŋṅwaŋ anyāya... ...mbur ikêŋ lmaḥ sawa...'
Artinya kurang lebih adalah berikut:
'Potong muncungnya, belah ke[palanya], robek perutnya sisakan jeroannya....makan dagingnya minum (darahnya).'
'Lalu lengkapi dengan sisakan..... jika menuju hutan dimakan macan dipatuk ular pūla..... oleh dewamanyuh jika pergi ke tegal (lapangan terbuka) disambar petir dirobèk-robèk olèh raksasa dimakan olèh wuil si pramunguan.'
'Indahkan wahai kalian hyang kuśika garga metrī kuruṣya pātāñjala pelindung arah utara, pelindung selatan, barat, timur buang ke angkasa dirobèk olèh hyang semuanya jatuhkan ke mahāsamudra (lautan luas) tenggelamkan di ḍawu[han]/bendungan bawalah sang hyang dalam air tarik (dibawa ikut) olèh tuwiran, dicaplok olèh buaya.....matilah orang tersebut [dengan cara] dianiaya.... mbur tersebut di tanah sawa....'
Prasasti itu berisi kutukan yangditujukan kepada orang-orang yang berani merusak prasasti.
Kutukan semacam itu biasa ditemukan di prasasti-prasasti lainnya dengan kalimat yang hampir sama.
Narasi kutukan semacam ini juga banyak dijumpai pada prasasti-prasasti dari masa sebelum Mpu Sindok.
Baca Juga: Ikut Menggerogoti dari Dalam, Inilah yang Diincar VOC dengan Memecah Belah Kesultanan Mataram
(*)