Find Us On Social Media :

Balas Dendam Atas Kematian Suaminya, Putri Olga dari Kiev Ini Bakar Musuh Politiknya Hidup-hidup, Termasuk Dimasukkan dalam Pemandian Air Panas Mendidih dan Dikunci

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 5 Februari 2022 | 11:25 WIB

Putri Olga dari Kiev, balas dendam atas kematian suaminya.

Kunjungan ini, seolah-olah 33 tahun sebelumnya tidak pernah terjadi, adalah tamparan di wajah dan Drevlian melawan, menangkap sang pangeran dan membunuhnya dengan mengerikan.

Menurut penulis sejarah Bizantium, Leo the Deacon, “Mereka menekuk dua pohon birch ke kaki sang pangeran dan mengikat ke kakinya, lalu membiarkan pohon-pohon itu tegak kembali, sehingga merobek tubuh sang pangeran.”

Putra mereka, Svyatoslav yang baru berusia tiga tahun, terlalu muda untuk naik takhta Kiev, maka Olga melangkah untuk memerintah sebagai wali menggantikannya.

Keluarga Drevian mengenalnya dengan baik, tetapi mereka mengira hanya berurusan dengan wanita bangsawan sopan yang dapat dengan mudah ditakuti dan mengatur untuk menikahi dengan Pangeran Mal mereka.

Mereka pikir akan bebas dari membayar upeti kepada Rus Kiev, lalu memerintah kerajaan ini.

Keluarga Drevian mengirim 20 pria terbaik mereka untuk mencoba dan membujuk Olga untuk menikahi simbol hidup pembunuhan suaminya.

Baca Juga: Benarkah Ratu Mesir Hatshepsut Miliki Kekasih Rahasia, Apakah Penjaga Sekaligus Penasihatnya yang Berasal dari Rakyat Jelata Ini?

 Baca Juga: Meski Miliki Penyakit Mental, Tetapi Dianggap Penguasa yang Baik Hingga Diambil Alih Putranya, Inilah Ratu Maria I dari Portugal yang Menikah dengan Pamannya Sendiri

Olga memberitahu mereka untuk menunggu di perahu, lalu dia menggali parit dan keesokan paginya mengubur utusan itu hidup-hidup.

Dia lalu mengirim pesan kembali ke Pangeran Mal yang seharusnya menerima lamarannya, tetapi dia meminta mengirim sekelompok kepala suku untuk menjemputnya.

Bak sambutan agung yang sesuai, Olga mengudang mereka untuk mandi di pemandiannya dan kemudian mengunci pintu, lalu membakar seluruhnya hidup-hidup.

Tapi, ini bukan akhir dari masalah.