Find Us On Social Media :

Blak-blakan Abaikan Sanksi AS, Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik Jelajah Mereka Sejak 2017, Dengan Mudah Bisa Sasar dan Hancurkan Korea Selatan dan Pangkalan Besar AS Ini

By May N, Minggu, 30 Januari 2022 | 14:26 WIB

(ilustrasi) salah satu rudal Korea Utara

Dasar dari semua pengujian terbaru adalah Kim "memiliki keinginan menguji semua simpanannya" dan tidak peduli jika Washington melihatnya, papar pejabat AS.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan Korea Utara hampir melanggar moratorium Rudal Balistik Antar Benua, senjata yang secara teori dapat menyerang pulau utama AS, dan pengujian nuklir.

Presiden Moon yang mengadakan rapat Dewan Keamanan Nasional darurat mengikuti peluncuran itu, mengatakan Korea Utara menunjukkan pola serupa tahun 2017, ketika pengujian dimulai dengan IRBM, sebelum pindah ke peluncuran rudal balistik jarak panjang.

Kamis kemarin, Korea Utara menembakkan apa yang tampaknya rudal balistik jarak pendek ke lautan di pantai timur negara itu.

Dua hari sebelumnya, mereka menembakkan apa yang tampaknya rudal jelajah ke perairan yang sama.

Pada 17 Januari, Pyongyang menguji "rudal arahan taktis" yang merupakan rudal balistik jarak pendek, papar KCNA.

Baca Juga: China Kecolongan Lagi, Pengkhianat dari China Ini Bocorkan Data Rahasia Rudal Hipersonik yang Ditakuti Barat, AS dan Inggris Langsung Kegirangan

Baca Juga: Padahal Memiliki Sumber Daya Manusia Rendah Bagaimana Bisa Korea Utara Punya Teknologi Militer Mutakhir Hingga Ciptakan Senjata Nuklir, Rupanya Ini Rahasianya

Korea Utara mengklaim telah berhasil menguji penembakan rudal hipersonik pada 5 dan 11 Januari, dan apa yang diperkirakan menjadi rudal balistik jangka pendek dari kereta pada 14 Januari.

Pyongyang dilarang oleh hukum internasional mengembangkan rudal balistik dan senjata nuklir.

Setelah pengujian dari kereta itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara menegur Washington untuk postur AS melawan perkembangan senjata Pyongyang.

"Jika AS mengadopsi langkah konfrontasi seperti itu, DPRK akan dipaksa mengambil reaksi lebih kuat dan pasti dari itu," ujar juru bicara itu, merujuk pada negara itu dengan menyebut nama resmi Korea Utara.

Dalam pernyataan terbaru oleh KCNA, seorang juru bicara membela hak Korea Utara untuk memperkuat persenjataannya, mengatakan "perkembangan terbaru dari senjata tipe-baru hanyalah bagian dari upaya modernisasi kemampuan pertahanan nasional."

Baca Juga: Bikin Xi Jinping Langsung Murka, Susah Payah Bangun Sistem Rudal Hipersonik, Ilmuwan Roket China Malah Membelot ke Barat, MI6 dan CIA Turun Tangan dalam Rute Pelariannya

Baca Juga: Gawat! Terlihat Beriring-Iringan Rusia Gelongong Lagi Senjata Militernya Menuju Ukraina, Ratusan Ribu Tentara Plus Puluhan Senjata Militer Dikerahkan, Rusia Beri Bocoran Ini

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini