Misalnya, CSTO atau Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif seperti dilansir dari express.co.uk pada Kamis (27/1/2022).
CSTO bertindak seperti NATO. Ini merupakan pakta keamanan yang dibentuk dari negara-negara bekas Uni Soviet.
Enam negara yang tergabung dalam CSTO di antaranya adalah Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.
Meskipun organisasi tersebut tidak seharusnya menangani perselisihan domestik, beberapa atau semua sekutu ini kemungkinan akan membantu Presiden Putin jika terjadi perang skala besar yang dapat dipicu jika Rusia menginvasi Ukraina.
Baru-baru ini, Rusia mengirim pasukan ke Kazakhstan untuk memungkinkan Pemerintah Kazakhstan secara brutal menekan protes massa atas korupsi dan melonjaknya harga bahan bakar.
Oleh karena itu, tampaknya negara-negara seperti Kazakhstan juga akan memberikan bantuan militer kepada sekutunya Rusia jika diminta untuk melakukannya.
Selanjutnya, ada Kuba.
Rusia memiliki sejarah panjang persahabatan dengan negara komunis Kuba.
Presiden Putin dan Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel baru-baru ini membahas kemitraan strategis dan telah berkomitmen untuk memperkuat hubungan bilateral.
Ini telah memicu kekhawatiran bahwa Kuba dapat memihak Rusia dalam konflik dengan mengizinkan Rusia mengerahkan pasukan untuk mengancam AS jika ketegangan atas Ukraina terus meningkat.