Find Us On Social Media :

Upaya Diplomasi Gagal, Rusia Makin Nekat Kerahkan 127.000 Tentara dan Perlengkapan Militer Canggih di Dekat Ukraina, Siap Invasi Ukraina Kapan Saja

By Tatik Ariyani, Rabu, 19 Januari 2022 | 09:32 WIB

Ilustrasi perang Rusia dan Ukraina

Intisari-Online.com - Kekhawatiran bahwa Rusia dapat meluncurkan invasi kapan saja ke Ukraina makin bertambah.

Ukraina telah memperingatkan bahwa Rusia telah "hampir menyelesaikan" peningkatan kekuatannya.

Semua itu dapat digunakan untuk serangan terhadap Ukraina.

Menurut penilaian intelijen terbaru Kementerian Pertahanan Ukraina, Rusia kini telah mengerahkan lebih dari 127.000 tentara di wilayah tersebut.

Hal itu dibagikan Ukraina secara eksklusif pada CNN, Selasa (18/1/2022).

“Kekuatan penuh kelompok darat RF AF (Angkatan Bersenjata Federasi Rusia) di arah Ukraina – (adalah) lebih dari 106.000 personel. Bersama dengan komponen laut dan udara, jumlah total personel lebih dari 127.000 prajurit,” kata penilaian itu.

Penilaian intelijen itu menyebut situasi itu "sulit".

Ukraina pun yakin Rusia "berusaha memecah dan melemahkan Uni Eropa dan NATO."

Baca Juga: Bukan Karena Konflik Rusia-Ukraina, Justru Uni Eropa Malah Kerahkan 5.000 Tentara Seolah-olah Ingin Menggempur Negara Lain, Ada Masalah Apa?

Baca Juga: Ketika Ukraina dan Negara-negara Bekas Uni Soviet Jadi Sasaran Empuk Rusia, Amerika dan NATO Sama Sekali Tak Berkutik, Benarkah Akan Terjadi Perang Besar-besaran di Eropa?

Tindakan Rusia juga "bertujuan untuk membatasi kemampuan Amerika Serikat," kata penilaian itu, "untuk memastikan keamanan di benua Eropa."

Penilaian itu muncul setelah tiga putaran pembicaraan diplomatik antara Rusia dan Barat yang bertujuan untuk mengurangi eskalasi krisis gagal menghasilkan resolusi pekan lalu.

Intelijen militer Ukraina mengatakan Rusia telah mengerahkan pasukan dari wilayah tengah dan timurnya ke perbatasan baratnya "secara permanen."

Pada akhir Desember dan Januari, Rusia telah memindahkan "stok amunisi, rumah sakit lapangan dan layanan keamanan" ke perbatasan, katanya.

Menurut Ukraina, tindakan itu "mengkonfirmasi persiapan untuk operasi ofensif."

Penilaian baru juga mengatakan Rusia mendukung lebih dari 35.000 pemberontak di Ukraina timur.

Rusia juga memiliki sekitar 3.000 personel militernya sendiri yang berbasis di wilayah pemberontak.

Moskow membantah memiliki pasukan di Ukraina timur.

Baca Juga: Ini Dia Berbagai Sumber Sejarah Kerajaan Kediri yang Masih Lengkap

Baca Juga: Namanya Dibesar-Besarkan Sebagai Raja Paling Berjaya Memerintah Majapahit, Konon Kelahiran Raja Ini Disambut Letusan Gunung Hingga Gempa Bumi

Aktivitas intelijen Rusia terhadap Ukraina juga meningkat, kata penilaian itu.

Rusia mengerahkan tambahan unit lalu lintas radio dan satelit di dekat perbatasan Ukraina dan penerbangan pengintaian di sepanjang perbatasan meningkat tiga kali lipat sejak tahun lalu.

Militer Ukraina juga mengatakan Rusia dapat menggunakan senjata rudal jarak menengah untuk "menghancurkan objek vital."

Militer Ukraina juga mencatat "kelompok taktis tambahan dari rudal taktis operasional 'Iskander'" telah dipindahkan ke perbatasan.

Pada pertengahan Januari, ada 36 peluncur Iskander di dekat Ukraina, menurut penilaian tersebut.

Rudal Iskander mampu menyerang target 500-700 km (sekitar 310-430 mil) jauhnya dan sekarang dapat menargetkan area termasuk ibu kota, Kyiv, katanya.

Baca Juga: 'Hanya Dalam Satu Hari, Saya Kehilangan Martabat dan Agama,' Kesaksian Mantan Napi Penjara Paling Kejam di Iran, Harus Mengais Bekas Makanan Jika Lapar

Baca Juga: Weton Hari Ini 19 Januari 2022: Cek Rezeki dan Keberungan Weton Rabu Kliwon, Benarkah Seret?