Find Us On Social Media :

Hari Paling Berdarah dalam Sejarah Manusia, Jatuhnya Baghdad Sebagai Pusat Dunia Islam oleh Serangan Pasukan Cucu Jenghis Khan, yang Mengakhiri Zaman Keemasan Islam

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 11 Januari 2022 | 15:55 WIB

Pengepungan Baghdad: Pertempuran Paling Berdarah oleh Bangsa Mongol nan Barbar yang Akhiri Zaman Keemasan Islam

Untuk tugas raksasa tersebut, pasukan Mongol yang besar dikerahkan selama bertahun-tahun sebelum kampanye militer.

Satu dari setiap sepuluh orang di seluruh kerajaan Mongol wajib militer menjadi bagian dari pasukan tentara tersebut.

Menurut perkiraan sejarah, kekuatan Mongol ini berjumlah total 100.000 hingga 150.000 tentara, menjadikannya tentara Mongol terbesar yang pernah ada.

Pasukan itu juga dilengkapi dengan 20.000 tentara Kristen dari Armenia dan Antiokhia, bersama dengan 1.000 insinyur artileri China, dan kontingen tambahan tentara Persia dan Turki.

Baca Juga: Mengepung Baghdad pada 1258, Pasukan Mongol Nekat Cabut Pohon Palem dan Batu Fondasi Bangunan sebagai Proyektil untuk Menyerang Tembok Kota Lantaran Hal Ini

 Baca Juga: Hadapi 80.000 Gerombolan Rusia, Meminum Darah Kuda Jadi 'Rahasia' Pasukan Mongol 'Pimpinan Genghis Khan' Bisa Lumpuhkan Musuh dengan Tangkas

Kekuatan besar ini pertama kali berbaris melawan sejumlah kota dan penguasa di Iran, yang mereka hancurkan dengan mudah.

Hulagu juga menggunakan pasukannya yang besar untuk menghancurkan Assassins yang terkenal kejam, menaklukkan benteng gunung mereka, Alamut, dan mengeksekusi Guru Besar Assassins, Rukn al-Dun Khurshah.

Kemudian, tentara Mongol pun mulai bergerak maju menuju Baghdad.

Seperti kebiasaan di antara para pemimpin militer Mongol ketika maju ke sebuah kota, Hulagu menawarkan penguasa Baghdad, Khalifal Al-Musta’sim Billah, kesempatan untuk menyerahkan kotanya kepada Mongol tanpa pertumpahan darah.

Namun, Al-Musta’sim, dengan alasan yang masih diperdebatkan, menolak tawaran Hulagu.