Find Us On Social Media :

Hari Paling Berdarah dalam Sejarah Manusia, Jatuhnya Baghdad Sebagai Pusat Dunia Islam oleh Serangan Pasukan Cucu Jenghis Khan, yang Mengakhiri Zaman Keemasan Islam

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 11 Januari 2022 | 15:55 WIB

Pengepungan Baghdad: Pertempuran Paling Berdarah oleh Bangsa Mongol nan Barbar yang Akhiri Zaman Keemasan Islam

Beberapa sejarawan berterori bahwa penguasa Baghdad itu percaya bahwa seluruh dunia Islam akan datang membantu jika Baghdad diserang.

Namun, sejarawan lain berpedapat bahwa wazir agung dan penasihatnya yang paling terpercaya, Ibn al-Alkami, mempengaruhi keputusannya.

Alkami meyakinkan Al-Musta’sim untuk menolak, karena ketidaktahuan yang jelas tentang kekuatan tentara Mongol, atau motif yang lebih berbahaya.

Baca Juga: Perang Ain Jalut, Awal Hancurnya Kekaisaran Mongol yang Kejam dan Tangguh di Tangan Sultan Qutuz yang Cerdik, Berhasil Jebak Pasukan Mongol dengan Trik 'Sederhana' Ini

 Baca Juga: Urung Taklukkan Eropa, Alasan Pasukan Mongol Pilih Mundur Akhirnya Terungkap

Akhirnya, Al-Musta’sim tidak melakukan cukup banyak untuk mempersiapkan pertempuran yang akan terjadi.

Dia tidak berbuat banyak untuk memperkuat tembok Baghdad dan tidak meminta bala bantuan dari emir tetangga dan kaisar Muslim, karena banyak di antaranya yang telah dia jadikan musuh.

Ketika Hulagu sampai di kota, dia mengirim sejumlah kolom Mongol untuk mengelilingi tembok dengan gerakan menjepit.

Al-Musta’sim menganggapi dengan mengirimkan pasukan kavaleri yang besar, sekitar 20.000 orang, untuk menghadapi pasukan Mongol dalam perang terbuka, namun mereka dikepung dan dihancurkan oleh tentara Mongol yang jumlahnya jauh lebih besar.

Saat itulah Al-Musta’sim mulai menyadari keputusasaan yang sebenarnya dari situasinya, dikelilingi oleh tentara Mongol yang besar, lalu tentaranya sendiri pergi, dan tidak ada jalan keluar.

Menjadi kebiasaan bagi para pemimpin militer Mongol untuk menawarkan kesempatan menyerah tanpa darah, tapi tawaran itu hanya berlaku sekali saja, jika ditolak, maka tidak akan ada kesempatan lagi untuk menyerah, yang ada hanyalah kematian dan kehancuran.

Pasukan Hulagu mulai mengepung mereka di Baghdad pada 29 Januari 1258, dengan para insinyur tempur menyiapkan mesin pengepungan mereka dan memulai serangan ke tembok.