Penulis
Intisari-Online.com - Pada Juni 2021 silam, sebuah tongkat kayu berbentuk ular berusia sekitar 4.400 tahun telah ditemukan di sebuah danau di barat daya Finlandia.
Tongkat ular itu mungkin dulunya digunakan untuk tujuan mistik oleh seorang dukun.
"Saya telah melihat banyak hal luar biasa dalam sebagai arkeolog lahan basah, tetapi penemuan ini membuat saya benar-benar terdiam dan merinding," kata arkeolog Satu Koivisto dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Live Science.
Koivisto adalah peneliti postdoctoral di University of Turku di Finlandia yang memimpin penelitian di Jarvensuo, situs di mana objek itu ditemukan.
Tongkat ular itu panjangnya 53 sentimeter dengan tebal sekitar 2,5 cm.
"Bentuknya sangat natural menyerupai ular rumput yang merayap atau berenang berenang menjauh," kata Antti Lahelma, seorang arkeolog di Universitas Helsinki.
Seorang peneliti yang tidak terlibat dalam penelitian berpendapat bahwa tongkat itu mungkin menggambarkan seekor ular beludak.
“Saya akan mengatakan bahwa ular beludak lebih benar, karena bentuk kepalanya, tubuh yang pendek dan ekor yang dapat dibedakan,” Sonja Hukantaival, seorang peneliti postdoctoral di Nordic Folkloristics di bo Akademi University di Finlandia, mengatakan kepada Live Science.
"Ini menarik, karena ular beludak memiliki peran penting dalam agama dan sihir rakyat (sejarah) di kemudian hari."
Ukiran itu bisa digunakan sebagai patung dekoratif, atau mungkin tongkat yang digunakan oleh dukun, tulis para peneliti.
"Sebagai hipotesis awal, tampaknya masuk akal, untuk menempatkan artefak di bidang keagamaan," tulis para peneliti.
Menurut catatan sejarah yang membahas kepercayaan pra-Kristen, "ular sarat dengan makna simbolis dalam kosmologi Finno-Ugric dan Sami."
"Dukun diyakini dapat berubah menjadi ular" kata mereka.
Sami tinggal di Skandinavia utara dan Rusia, sementara bahasa Finno-Ugric berada di Skandinavia dan Eropa timur.
Namun, artefak tersebut sudah ada jauh sebelum orang Finlandia mulai menulis, dan para peneliti tidak dapat memastikan bahwa orang-orang memiliki kepercayaan yang sama sekitar 4.400 tahun yang lalu, kata Koivisto kepada Live Science.
Tim juga menemukan sejumlah besar artefak memancing di situs Jarvensuo, menunjukkan bahwa nelayan purba sering mengunjungi daerah tersebut.
Temuan menarik
Para ahli yang tidak berafiliasi dengan penelitian mengatakan kepada Live Science bahwa mereka tertarik dengan temuan itu.
"Temuan luar biasa ini menunjukkan bahwa orang-orang di Neolitik memiliki kepedulian besar terhadap dunia bawah tanah," kata Vesa-Pekka Herva, kepala departemen arkeologi di Universitas Oulu di Finlandia.
Beberapa cendekiawan yang berbicara dengan Live Science mengemukakan gagasan bahwa artefak itu bisa jadi persembahan.
Fakta bahwa itu ditemukan di lahan basah di tepi danau "mendukung gagasan bahwa artefak berharga ini adalah persembahan, dan bukan barang yang hilang secara tidak sengaja," kata Kristiina Mannermaa, seorang profesor di departemen budaya di Universitas Helsinki.
Mannermaa mencatat bahwa tanah asam Finlandia tidak bisa mengawetkan artefak kayu begitu lama.
(*)