Find Us On Social Media :

Detik-Detik 3.000 Tentara Militer di Rusia Mendadak Diturunkan dari Pesawat di Kazakhstan, Intervensi Militer di Negara Ini Disebut-Sebut Sudah Tidak Bisa Dihindari, Ini Awal Masalahnya

By Afif Khoirul M, Sabtu, 8 Januari 2022 | 07:45 WIB

Tentara Rusia menaiki pesawat militer ke Kazakhstan pada pagi hari 6 Januari 2022.

Intisari-online.com - Intervensi militer Rusia di Kazakhstan dipandang sebagai hal yang tak terelakkan.

Tetapi Moskow menghadapi risiko terjebak dalam kerusuhan berkepanjangan di negara tetangga itu, karena harus membubarkan pasukannya di banyak bidang.

"Saat ini, intervensi militer Rusia di Kazakhstan dalam skala yang relatif sederhana, setara dengan operasi keamanan konvensional," kata Andrei Kortunov, kepala Dewan Urusan Internasional Rusia (RIAC). "Tetapi jika kampanye itu diperpanjang, konsekuensinya bagi Rusia akan sangat jelas."

3.000 pasukan terjun payung Rusia mendarat di Kazakhstan atas permintaan Presiden Kassym-Jomart Tokayev.

Baca Juga: Belum Sempat Gempur Ukraina, Rusia Malah Direpotkan dengan Negara Tetangganya yang Tiba-Tiba Alami Kerusuhan, Tentara Rusia Sampai Dibei Izin Menembak

Kazakhstan adalah bagian dari aliansi militer CSTO yang dipimpin oleh Rusia.

Negara memiliki tanggung jawab untuk mengirim pasukan untuk membantu jika negara anggota menghadapi bahaya baik secara internal maupun eksternal.

Selain Rusia, anggota CSTO seperti Armenia, Belarusia, Kirgistan, dan Tajikistan juga mengirimkan pasukan ke Kazakhstan.

Tokayev mengatakan negara-negara sekutu perlu membantu Kazakhstan menghadapi "ancaman teroris", setelah gelombang protes memicu kerusuhan nasional.

Baca Juga: Dunia Sedang Heboh Konflik Rusia-Ukraina, Mendadak Kapal Selam Rusia Tabrak Kapal Perang Inggris Hingga Bikin Panik Semua Kru, Apa yang Terjadi di Sana?

 Baca Juga: Berebut Pengaruh di Seluruh Dunia, Beginilah Kerusakan yang Timbul Ketika Persaingan Rusia dan Amerika Serikat Menggurita di Negara yang Presidennya Saja Presiden Boneka Uni Soviet

Pada 1 Januari, kerusuhan menyebabkan 30 pengunjuk rasa dan 18 personel keamanan tewas. Jumlah korban luka diperkirakan mencapai 1.000 orang.