Penulis
Intisari-online.com - Sebuah serangan mendadak terjadi di negara tetangga Rusia, alhasil negeri beruang Merah harus turun tangan langsung mengerahkan militernya.
Kampanye intervensi militer Rusia dan sekutunya di Kazakhstan tidak memiliki tanggal akhir yang spesifik, tergantung pada keputusan negara tuan rumah.
Tentara Rusia juga harus mematuhi beberapa prinsip dasar pertempuran saat bertugas di Kazakshtan.
Tugas utama misi penjaga perdamaian di Kazakhstan adalah menjaga stabilitas dan memastikan bahwa fasilitas strategis Kazakshtan dilindungi, kata Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia.
Atas permintaan Presiden Kazakshtan Kassym-Jomart Tokayev, Rusia dan negara-negara anggota CSTO telah mengirim pasukan militer untuk mendukung keamanan.
Ini adalah pertama kalinya CSTO mengirim pasukan untuk mendukung negara sekutu, untuk menghadapi ancaman baik internal maupun eksternal.
Rincian operasi militer itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal CSTO Stanislav Zas di surat kabar Rusia Sputnik.
"Setelah diskusi mendesak, koalisi sepakat bahwa perkembangan di Kazakhstan mengancam keamanan, stabilitas, dan bahkan integritas teritorial," kata Zas.
"Misi penjaga perdamaian dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip CSTO, ketika sebuah negara dalam koalisi membutuhkannya," tambahnya.
Pasukan elit Rusia dan Belarusia tiba di Kazakhstan pada 6 Januari.
Diperkirakan 2.500-3.000 tentara Rusia akan berkumpul di lokasi yang tidak ditentukan di Kazakhstan pada malam 7 Januari.
Menurut Sekretaris Jenderal CSTO Stanislav Zas, tentara Rusia dan tentara negara-negara anggota CSTO akan bertugas untuk menjaga "kantor pemerintah dan fasilitas penting" Kazakhstan, memastikan keamanan, ketertiban dan keselamatan orang.
Dalam hal tentara Rusia dan pasukan CSTO diserang oleh teroris, pasukan memiliki wewenang penuh untuk menggunakan kekuatan untuk menghancurkan sasaran.
"Dalam kasus seperti itu, pasukan keamanan CSTO bebas menggunakan kekuatan," kata Zas.
Namun, Sekretaris Jenderal CSTO menekankan bahwa koalisi tidak memiliki rencana untuk mengirim pasukan untuk berperang langsung dengan teroris atau pengunjuk rasa bersenjata.
"Operasi anti-terorisme dan penegakan hukum sebagian besar masih dilakukan oleh pasukan keamanan Kazakh," kata Zas.
"Ada desas-desus bahwa pasukan CSTO akan menekan protes, itu tidak akan terjadi," kata Zas.
"Ini bukan operasi militer yang berarti invasi atau pendudukan," tambahnya.