Find Us On Social Media :

Dimakan oleh Suku 'Pemangsa Sesama' Salah Satu yang Diduga Jadi Penyebabnya, Sederet Spekulasi Muncul Usai Kematian Misterius Anak Konglomerat Ini

By Khaerunisa, Selasa, 28 Desember 2021 | 17:10 WIB

Michael Rockefeller dikelilingi warga suku di Papua Nugini.

Baca Juga: Masih Digunakan Orang-orang Tua Hingga Sekarang, Inilah Ramuan Penurun Panas Bayi Menurut Kitab Primbon Jawa

Melansir All That's Interesting, hilangnya Michael Rockefeller terjadi setelah anak konglomerat itu melakukan perjalanan kembali ke Papua Nugini ditemani Rene Wassing, antropolog pemerintah pada tahun 1961.

Sebelum perjalanan itu, dia dan tim peneliti dokumenter telah pergi ke Nugini Belanda.

Papua Nugini sendiri merupakan pulau besar di lepas pantai Australia (sekarang masuk Provinsi Papua, Indonesia).

Kepergiannya ke sana untuk mengumpulkan seni dari orang suku Asmat yang tinggal di sana, sebuah hal yang digemari oleh Michael.

Baca Juga: Hari HAM: Begini Keterkaitan Antara Hak Asasi Manusia dengan Kewajiban Asasi Manusia

Setelah lulus dari Harvard tahun 1960, Michael memang memutuskan untuk mencari 'seni-primitif' - sebuah istilah yang tidak lagi digunakan untuk seni non-Barat, khususnya yang berasal dari masyarakat adat.

Ketika tiba di Papua Nugini, tim Michael bukanlah sesuatu yang sepenuhnya disambut. Pada saat itu, perang antarsuku adalah hal biasa dan Michael mengetahui pejuang Asmat akan mengambil kepala musuh mereka dan memakan daging mereka.

Tetapi bagaimanapun, misinya selesai dan dia menulis rencananya untuk membuat studi antropologis rinci tentang Asmat dan memajang koleksi seni mereka di museum ayahnya.

Takdir berkata lain ketika ia melakukan perjalanan kembali ke tempat itu. Saat kapal mendekati Otsjanep pada 19 November 1961, tiba-tiba terjadi badai yang membalikkan kapal. Disebutkan mereka berada 12 mil dari pantai.