Sehingga, terlihat kaus-kaus mereka, dan bertuliskan "Fretilin".
"Ternyata mereka adalah demonstran yang menyamar sebagai kerumunan," ungkap Sjafrie.
Mereka selanjutnya bertindak mulai anarkis. Tak hanya mengacungkan poster, mereka juga mulai ada yang melempar telur, kertas, hingga mengibarkan bendera Fretilin.
Melansir Kompas.com, Fretilin sendiri merupakan partai yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1974 oleh Francisco Xavier do Amaral.
Sebagai partai politik Timor Timur yang tidak setuju menjadi bagian Indonesia, Fretilin memulai gerakan mereka dengan memperjuangkan kemerdekaan Timor Timur dari Portugis, kemudian Indonesia.
Partai Fretilin terbentuk setelah Revolusi Anyelir, yakni runtuhnya rezim otoriter menjadi demokrasi di Portugis, yang terjadi pada 25 April 1974.
(*)