Pemerintahan Presiden AS Joe Biden saat ini sedang menilai apakah langkah terbaru akan berdampak signifikan pada keseimbangan militer di Timur Tengah, serta berpotensi memperumit upaya untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Iran dan Arab Saudi adalah dua musuh bebuyutan, dan sulit bagi AS untuk meyakinkan Iran untuk berhenti membangun rudal dan senjata nuklir jika Arab Saudi sudah dapat memproduksi rudal balistiknya sendiri.
"Amerika Serikat terlalu fokus pada program senjata Iran, tidak cukup memperhatikan program rudal balistik Arab Saudi," kata Jeffrey Lewis, pakar senjata dan profesor di Institute of International Studies Middlebury, kepada CNN.
Ketika ditanya tentang pertukaran teknologi rudal balistik antara China dan Arab Saudi, juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan kepada CNN, "Kedua negara adalah mitra dagang yang komprehensif dan memiliki hubungan kerja sama di dunia. semua bidang, termasuk militer".
"Kegiatan kerja sama ini tidak melanggar hukum internasional dan tidak terkait dengan proliferasi senjata pemusnah massal," kata pernyataan itu.
Menurut CNN, Arab Saudi mulai bekerja dengan China untuk membangun rudal balistik sejak 2019, di bawah Presiden AS Donald Trump.