Sayangnya, komunikasi mereka dengan warga Yahudi lain di luar negeri sangat terbatas.
Pada akhir dekade 1950-an, warga Yahudi Afganistan akhirnya berbondong-bondong meninggalkan negeri itu menuju Israel yang baru saja terbentuk.
Istri dan putri-putri Zabulon juga memutuskan pindah ke Israel.
Namun, di tengah berbagai kesulitannya, Zabulon memilih bertahan dan tinggal bersama "saudara-saudara" Afganistan-nya.
(*)