Find Us On Social Media :

Lebih dari 10.000 Tahun, Misteri Monumen Kontroversial Yonaguni Jepang, Benarkah Kota Bawah Laut Peradaban Kuno yang Hilang?

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 23 Desember 2021 | 10:20 WIB

Monumen Yonaguni Jepang Atlantis.

Selama banyak penyelamannya ke situs tersebut, Kimura mengumpulkan bukti substansial bahwa manusia, bukan alam, yang membentuk struktur kuno.

Dia mencatat beberapa fitur buatan tertentu  yang mendukung teorinya.

Ciri-ciri tersebut antara lain tanda perkakas, tembok penahan tanah, jalan (saran), saluran drainase, gapura, tangga, dan dua buah tugu berukir berbentuk kura-kura.

Kimura juga menemukan sisa-sisa alat yang disarankan terbuat dari batu dan relief besar yang diukir dengan hewan.

Temuan Kimura diakhiri dengan, “Sulit dipercaya alam akan meninggalkan garis besar yang begitu jelas.”

Kimura memastikan bahwa penelitiannya dan topografi bawah laut Pulau Yonaguni menunjukkan bukti spesifik dari kota kuno yang hilang ke laut.

Dia juga menemukan beberapa konstruksi lainnya. Ini termasuk serangkaian kuil yang lebih kecil, kemungkinan stadion, dan struktur jalan yang ditentukan untuk menghubungkannya.

Selain itu, tablet yang ditemukan (disebut "Batu Rosetta Okinawa") tampaknya menunjukkan bukti keberadaan kota kuno.

Bukti Kimura awalnya membuatnya menyimpulkan bahwa kota itu berusia lebih dari 10.000 tahun.

Baca Juga: Disebut Sebagai Puncak Peradaban Indonesia, Ternyata Bendera Kerajaan Majapahit Disebut-sebut Menjadi Insipirasi Negara-negara Ini