Penulis
Intisari-Online.com - Dinobatkan pada 4 Mei 2019 lalu, Raja Thailand Maha Vajiralongkorn banyak mendapat kritik dari rakyatnya.
Thailand pun menghadapi gelombang unjuk rasa yang sempat memuncak pada 2020 lalu, dan belakangan kembali meningkat.
Para aktivis telah mendaftarkan 10 tuntutan yang menyerukan reformasi institusi kerajaan, serta penghapusan Pasal 112, yang dikenal sebagai lese-majeste, yang mengkriminalisasi kritik terhadap monarki.
Para demonstran juga menyerukan agar Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha mengundurkan diri.
Aksi protes di Thailand sempat mereda awal tahun ini karena lonjakan kasus Covid-19 dan ditangkapnya tokoh-tokoh pemimpin protes.
Sementara itu pada November lalu, ribuan warga Thailand turun ke jalan memprotes putusan pengadilan yang mengatakan tuntutan untuk mereformasi monarki itu adalah ilegal dan sama dengan upaya untuk menggulingkan monarki.
Meski, keputusan pengadilan tidak menghasilkan hukuman pidana bagi para pemimpin protes.
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn sendiri dianggap sangat berbeda dengan mendiang ayahnya yang dicintai oleh warganya.
Dibanding ayahnya yang memiliki kesan sebagai orang yang hemat meski dilaporkan tetap menimbun kekayaannya, Maha Vajiralongkorn malah dikenal dengan reputasi suka menghambur-hamburkan uang.
Menuntut akuntabilitas keuangan istana kepada Raja Maha Vajiralongkorn, juga selama ini menjadi salah satu poin dari para pengunjuk rasa.
Jumlah kekayaan kerajaan Thailand tidak ada yang bisa memastikan, karena tidak ada angka-angka yang dipublikasikan oleh kerajaan.
Tetapi, Raja Maha Vajiralongkorn, sering disebut sebagai salah satu raja terkaya di dunia.
Seiring dengan semakin lantangnya protes rakyat Thailand, kekayaan raja juga semakin menjadi subyek pengawasan.
Menurut Reuters, South China Morning Post, dan publikasi bisnis CEOWorld Magazine, kekayaan pribadi Raja Maha Vajiralongkorn diperkirakan berkisar dari US$30 miliar hingga US$43 miliar (sekitar Rp430 Triliyun hingga Rp618 Triliun).
Maka, mengutip mothership.sg, kekayaan tersebut menempatkan Raja Thailand di atas Sultan Brunei Hassanal Bolkiah (US$28 miliar) dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (US$18 miliar), sebagai raja terkaya di dunia.
Raja Maha Vajiralongkorn dikenal sebagai raja terkaya di dunia, dari mana asal kekayaan monarki Thailand?
Mengutip kompas.com, Andrew MacGregor Marshall, mantan kepala biro Reuters Bangkok yang sudah dilarang masuk ke Thailand sejak 2011, mengatakan, dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan lain di seluruh dunia, kekayaan dinasti Chakri tidak berasal dari turun temurun, sebaliknya, sebagian besar berasal dari aset yang terkumpul selama abad ke-20.
Sebagian besar berasal dari kepemilikan tanah dan properti.
Kerajaan Thailand diperkirakan memiliki sekitar 40.000 lahan tanah yang disewakan, sementara studi di tahun 2015 tentang kekayaan institusi menemukan Kerajaan Thailand adalah salah satu pemilik tanah terbesar di negara itu.
Kepemilikan tanah ini berjumlah sekitar 6.560 hektar di seluruh Thailand, 1.328 hektar diantaranya terkonsentrasi di Bangkok, menurut laporan Reuters 2019.
Biografi penguasa sebelumnya, Raja Bhumibol Adulyadej pada tahun 2011, memperkirakan kepemilikan properti monarki di Bangkok bernilai setidaknya 44,8 miliar dollar AS, atau lebih dari Rp 635 triliun.
Nilai properti di Bangkok telah naik secara signifikan sejak saat itu.
Kerajaan Thailand juga memiliki saham di dua perusahaan korporasi terbesar di negara itu, yakni Siam Commercial Bank (SCB) dan Siam Concrete Group, dengan nilai 12,2 miliar dollar AS (Rp 170 triliun) tahun 2019.
Sementara Raja Thailand hidup bergelimang harta, diketahui antara 2015 dan 2018, tingkat kemiskinan Thailand, di mana warga hidup dengan kurang dari 1,90 dollar AS, atau kurang dari Rp 27.000 per hari, meningkat dari 7,2 persen menjadi 9,9 persen dari populasi, menurut angka Bank Dunia, dan pandemi diperkirakan akan memperburuk tingkat kemiskinan.
(*)