Selebgram Laura Anna Meninggal Dunia Saat Berjuang Melawan Penyakitnya, Ternyata Begini Kondisi Tubuh Penderita Spinal Cord Injury Tak Hanya Alami Kelumpuhan

May N

Editor

Laura Anna bersama para rekan publik figurnya saat dikediaman Raffi Ahmad.
Laura Anna bersama para rekan publik figurnya saat dikediaman Raffi Ahmad.

Intisari - Online.com -Kabar duka datang dari keluarga selebgram Laura Anna, yang hari ini mengumumkan kematian dari selebgram tersebut.

Laura atau yang sering disapa Lora sendiri sudah lama mengidap cedera saraf tulang belakang (spinal cord injury).

Cedera tersebut disebabkan karena kecelakaan yang ia alami ketika ia bersama mantan kekasihnya, Gaga Muhammad, berkendara.

Gaga membawa mobil Lora dalam keadaan mabuk dan menyebabkan terjadi kecelakaan pada tahun 2019.

Baca Juga: Selebgram Laura Anna Meninggal Usai Berjuang Melawan Penyakitnya, Walau Terlihat Hanya Alami Kelumpuhan Ini Alasan Pasien Spinal Cord Injury Memiliki Harapan Hidup Rendah

Namun, Lora tidak hanya mengalami spinal cord injury atau cedera saraf tulang belakang.

Ia juga menderita Ulkus Dekubitus yang disebabkan karena ia berbaring terus menerus.

Apa itu Ulkus Dekubitus?

Ulkus dekubitus atau pressure ulcer/ bed sores adalah luka akibat penekanan yang lama pada kulit karena berbaring terus menerus.

Baca Juga: Laura Anna Meninggal Dunia, Kecelakaan 2 Tahun Lalu Membuatnya Lumpuh hingga Idap Ulkus Dekubitus

Luka tersebut paling sering muncul pada area kulit yang tertekan saat berbaring, seperti tumit, siku, pinggul, dan tulang ekor.

Luka ini berisiko terjadi pada orang yang menderita penyakit hingga sulit untuk menggerakan tubuhnya, sehingga ada bagian-bagian tubuh yang terus menerus mengalami penekanan dan muncul luka.

Untuk mencegah munculnya luka dekubitus, seseorang yang tak bisa beranjak dari tempat tidur ini disarankan untuk menggunakan kasur antidekubitus.

Gejala Ulkus Dekubitus

Baca Juga: Hampir Menyebar ke Seluruh Negara, Ada Penyakit Aneh yang Menyerang Kulit Manusia Muncul di Negara yang Amat Dekat dengan Indonesia Ini

Ulkus dekubitus bisa muncul di sejumlah area tubuh, tergantung bagian tubuh mana yang tertekan dalam waktu lama.

Pada pengguna kursi roda, biasanya luka ini akan muncul di area bokong, tulang ekor, tulang belakang, tulang belikat, punggung lengan, serta kaki yang bersandar pada kursi roda.

Sementara yang hanya berbaring di tempat tidur biasanya luka akan berada di belakang dan samping kepala, tulang belikat, pinggul, tulang ekor, atau punggung bagian bawah, tumit, pergelangan kaki, dan bagian belakang lutut.

Ada beberapa tingkat parahnya luka dekubitus, berikut karakteristiknya:

Baca Juga: Hampir 60 Pesepeda Jatuh hingga 21 Lainnya Cedera Parah, Wanita yang Sebabkan KecelakaanTour de France Dicari Pihak Polisi, 'Dia Sudah Kabur Duluan'

Tingkat 1: perubahan warna pada daerah kulit tertentu, misalnya menjadi kemerahan atau kebiruan, disertai dengan rasa sakit atau gatal pada area kulit tersebut.Tingkat 2: luka lecet atau luka terbuka di area yang terdampak.Tingkat 3: luka terbuka hingga beberapa lapisan kulit yang lebih dalam (ulkus kulit).Tingkat 4: luka terbuka yang sangat dalam hingga mencapai otot dan tulang.

Pengobatan Ulkus Dekubitus

Pengobatan tahap awal untuk ulkus dekubitus ini adalah mengurangi tekanan dan gesekan pada luka.

Setelah itu, dokter akan melanjutkan perawatan luka dan pengangkatan jaringan yang rusak.

Baca Juga: Renggut Nyawa Glenn Fredly hingga Olga Syahputra, Konsumsi Deretan Makanan Ini yang Jadi Penyelamat Radang Selaput Otak ini

Posisi tubuh penderita perlu diubah secara berkala. Apabila menggunakan kursi roda, pindahkan tumpuan berat badan ke sisi yang lain setiap 15 menit atau ganti posisi setiap jam.

Jika penderita berada di tempat tidur, gantilah posisi setiap 2 jam.

Jika luka tidak terbuka, bersihkan area kulit dengan sabun yang tidak mengandung alkohol dan pewangi, kemudian langsung keringkan.

Jika sudah muncul luka terbuka, ulkus dekubitus perlu ditutup dengan perban, agar luka tidak terinfeksi dan kulit di sekitarnya tetap kering.

Baca Juga: Penyanyi Anji Alami Saraf Kejepit, Kenali Gejalanya yang Tidak Hanya Terkena di Tulang Belakang Saja, Bisa di Bagian Ini Juga, Waspadai!

Ganti perban secara berkala, dan bersihkan luka dengan air garam fisiologis (cairan infus saline) setiap mengganti perban.

Obat-obatan

Pada perawatan luka dekubitus, dokter juga biasanya memberikan obat-obatan, seperti:

Ibuprofen atau diclofenac untuk meredakan rasa sakit, terutama ketika penderita sedang dirawat lukanya atau perlu diubah posisinya.

Baca Juga: Diagnosis Awal Didi Kempot Meninggal Karena Henti Jantung: 1 Bulan Sebelum Serangan Jantung, Tubuh Sudah Tunjukan 6 Sinyal Ini, Waspada!

Antibiotik minum atau salep untuk melawan infeksi bakteri, jika ulkus dekubitus sudah mengakibatkan infeksi pada penderita.

Selain beberapa metode pengobatan di atas, penderita juga perlu memenuhi asupan nutrisi dan mengonsumsi air putih yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan kulit.

Minum air putih yang cukup dapat membantu mencegah dehidrasi yang dapat memperlambat proses penyembuhan luka.

Operasi

Baca Juga: Pamerkan Tas Berbahan Tulang Belakang Manusia Seharga Rp 78,5 juta, Desainer Asal Indonesia Arnold Putra Menuai Kecaman Dunia

Supaya luka dekubitus cepat sembuh, luka dan jaringan yang sudah mati perlu diangkat melalui operasi minor (tanpa bius total).

Tindakan ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan kulit baru yang sehat.

Bila diperlukan, dokter bedah akan menggunakan jaringan kulit dari bagian tubuh lainnya untuk menutup ulkus dekubitus.

Terapi tekanan negatif

Baca Juga: Jika Berhasil Lolos dari Kematian, Orang yang Mengidap Meningitis Bisa Terancam Kehilangan Ingatan dan Puluhan Masalah Kesehatan Lain

Terapi tekanan negatif atau vacuum assisted closure (VAC), metode ini dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk membersihkan luka.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait