Hanya Ada di Jepang, Inilah Agama Shinto yang Ternyata Tidak Sesederhana Menyembah Matahari dan Bisa Menyembah Siapa Saja Termasuk Korban Kecelakaan di Jalan!

May N

Penulis

Gentong-gentong sake yang dipersembahkan untuk Kuil Meiji di Tokyo. Kuil di Jepang menjadi simbol agama Shinto

Intisari - Online.com -Agama sejatinya adalah konsep menyembah Tuhan, sosok yang dianggap mengatur seluruh kehidupan di muka bumi, dan bertingkah laku menjauhi kerusakan.

Ada banyak agama di dunia, beberapa berdasarkan kitab suci yang diturunkan Tuhan ataupun yang lahir dari pemikiran manusia.

Indonesia mengakui 6 agama di negara ini: Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Namun di dunia tidak hanya keenam agama ini saja yang ada.

Baca Juga: Tunjukkan Toleransi Beragama, Candi Prambanan Dibangun pada Masa Mataram Kuno oleh Rakai Pikatan yang Menikah dengan Putri dari Wangsa yang Berbeda Agama, Namun Terlibat Perang Saudara

Ada agama yang bersifat lokal dan membentuk lanskap penduduk suatu wilayah.

Contohnya adalah agama Shinto di Jepang.

Konsep ketuhanan menjadi salah satu kunci dalam agama yang membedakan umat beragama dengan umat yang menganut animisme dan dinamisme, kepercayaan yang menyembah benda atau hewan.

Namun Shinto adalah agama tanpa konsep ketuhanan yang bertahan sampai sekarang.

Baca Juga: Sama-sama Berkedok Agama Seperti Herry Wirawan, Pendeta AS Ini Menjelma Jadi Predator Anak di Timor Leste, para Korban Malah Diintimidasi oleh Warga, Kok Bisa?

Mengutip Britannica, Shinto adalah kepercayaan di jepang yang berarti "cara kami".

"Kami" adalah kekuatan suci dan sakral, khususnya dewa.

Shinto dipakai untuk membedakan keyakinan Jepang asli dari agama Buddha yang telah dikenalkan ke Jepang pada abad ke-6 M.

Tidak seperti agama lain, Shinto tidak memiliki pendiri, tidak memiliki prasasti suci yang resmi dan tidak punya dogma yang pasti.

Baca Juga: 'Jualan' Isu Penistaan Agama Demi Dendam Pribadinya Sendiri, 2 Karyawan Ini Bikin Bosnya Tewas Memilukan Usai Dikeroyok Ratusan Pegawai, 2 Negara Langsung Tegang

Namun agama ini berhasil dilestarikan terutama keyakinannya selama berabad-abad.

Shinto terdiri dari praktik beragama tradisional Jepang dan juga keyakinan dan aktivitas kehidupan yang sesuai dengan praktik ini.

Shinto lebih banyak diamati di kehidupan sosial warga Jepang dan motivasi personal daripada dalam pola keyakinan formal atau filosofi.

Shinto tetap berhubungan erat dengan sistem nilai-nilai Jepang dan cara berpikir dan bersikap warga Jepang.

Baca Juga: Mata Seluruh Indonesia Tertuju pada Aktivitas Vulkaniknya, Mitos Gunung Semeru di Agama Hindu Tak Hanya Sebagai 'Paku' Pulau Jawa, Disebut 'Pegunungan Emas di Pusat Alam Semesta'

Inilah beberapa fakta mengenai agama Shinto yang perlu Anda ketahui, dikutip dari tsunagujapan.com:

1. Keutamaan Shinto adalah Jyoumei Seichoku

Jyoumei Seichoku adalah suatu kata yang bisa dipecah menjadi empat komponen: Jyou, Mei, Sei, dan Choku.

Jyou berarti bersih, Mei berarti terang, Sei artinya jujur, dan Choku berarti dalam jalan yang benar.

Baca Juga: Hayam Wuruk Menganut Agama Hindu Siwassidharta Sedangkan Ibunya Menganut Buddha, Bukti Majapahit Kerajaan yang Toleran, Termasuk dengan Pemeluk Islam

Keutamaan ini juga mengajarkan jika hal-hal buruk (Kegare) berasal dari luar.

2. Shinto adalah budaya politeistik

Dewa-dewa Shinto membentang dari leluhur keluarga, wilayah, orang-orang yang meninggal secara tragis, atau membuat pencapaian besar untuk dunia, dewa-dewa kuno dari buku teks tua, alam, cuaca, dan lain sebagainya.

Ada sangat banyak dewa dalam Shinto, sampai ada frasa "Yaoyorozu no Kami" di Jepang.

Baca Juga: Tak Hanya Jadi Kerajaan Termashyur, Sriwijaya dan Palembang Juga Menjadi Pusat Penyebaran Agama Buddha Ketika Disebarkan dari India ke Asia Tenggara, Begini Sejarahnya

Yaoyorozu artinya adalah 8 juta, sehingga arti frasa tersebut berarti Dewa berjumlah 8 juta.

3. Dalam Shinto, alam dan dewa dilihat sebagai satu

Bermula dari keyakinan orang tua di desa-desa kecil Jepang, berbagai aspek alam, dan alam sendiri dipuja dan diyakini sebagai dewa.

Contohnya, sebuah gunung akan disembah sebagai dewa.

Baca Juga: Hinduisasi, Proses Datangnya Konsep Beragama Hindu di Indonesia, Ternyata Bukan Berasal dari Pedagang Melainkan Dibawa oleh Brahmana India Mengajarkan Ilmu Sakral Ini

4. Dalam Shinto, dewa dekat dan familier

Dewa-dewa Shinto dianggap sebagai penjaga para manusia.

Mereka memberi tips kehidupan dan membantu sedikit dalam hidup dengan alam yang kejam.

Ada beberapa dewa yang menyebabkan masalah, tapi sebagian besar dewa bersifat damai.

Baca Juga: Pilih Tinggalkan Keraton dan Asingkan Diri di Kaki Gunung demi Hindari Penyebaran Islam dari Kesultanan Banten, Keturunan Pajajaran Ini Kini MalahTersohor akan Adat Istiadatnya

5. Dalam Shinto, orang bisa dipuja sebagai dewa

Ketika seseorang meninggal dalam cara yang tragis, diyakini mereka bisa menciptakan kekacauan di dunia nyata akibat dendam.

Untuk mencegahnya, orang-orang yang masih hidup akan menyembah mereka sebagai dewa dalam Shinto.

Juga, orang-orang yang membuat hal hebat bagi Jepang dapat disembah juga.

Baca Juga: Dapat Bisikan Paranormal, Menteri Agama Era Megawati Ini Nekat Bongkar Situs Pajajaran Demi Dapatkan Harta Karun Prabu Siliwangi, Diklaim Sanggup Tutupi Utang Negara

6. Dewa terkenal dalam Shinto adalah Ujigami

Ujigami adalah nama dewa yang disembah oleh orang-orang yang tinggal di wilayah tertentu.

Dengan menyembah dewa ini, orang-orang berdoa agar dewa tersebut menjaga wilayah itu.

Mereka yang percaya dengan Ujigami disebut Ujiko dan kuil yang menyembah Ujigami disebut dengan Ujiyashiro.

Baca Juga: Luluh Lantakkan Kerajaan Pajajaran Demi Ambisinya untuk Sebarkan Islam, Inilah Maulana Yusuf, Sultan yang Bikin Banten Bak Singapura Kini

Penyembah Ujigami terlihat di seluruh Jepang.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait