"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal," sebut Dwikorita.
Gempa terjadi akibat adanya aktivitas sesar atau patahan aktif di Laut Flores.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa mekanismenya adalah geser. Jadi gempa bumi ini terjadi akibat adanya patahan geser," jelas Dwikorita.
Guncangan gempa juga dirasakan di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara, dan Lembata, dengan intensitas guncangan sebesar III-IV skala MMI, atau dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah di siang hari.
Gempa juga dirasakan masyarakat Tambolaka, Waikabubak, dan Waingapu, kekuatan guncangan intensitas III skala MMI, yaitu getaran dirasakan nyata di dalam rumah seakan-akan getaran truk yang berlalu.
Dwikorita mengatakan, setelah peringatan dini tsunami berakhir, masyarakat diizinkan kembali ke tempat masing-masing.
"Karena gempa-gempa susulan masih terjadi, maka masyarakat diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," imbau Dwikorita.
BMKG saat ini memantau aktivitas gempa susulan yang terjadi.