Find Us On Social Media :

Dikira Bakal Diam Saja Jika Ukraina Disenggol Rusia, Rupanya Amerika Siapkan Rencana Ini Jika Rusia Benar-Benar Melakukan Invasi ke Ukraina, Meski Tanpa Kirimkan Militernya Langsung

By Afif Khoirul M, Selasa, 14 Desember 2021 | 06:55 WIB

Tentara Amerika Serikat, salah satu tentara terkuat di dunia.

Intisari-online.com - Amerika diketahui memiliki tanggung jawab untuk membela Ukraina jika negara it diserang.

Pasalnya Ukraina memang disinyalir akan mendapatkan bantuan dari NATO jika terjadi peperangan, termasuk dari Amerika Serikat.

Menurut surat kabar AS The Hill, konflik Rusia-Ukraina sebenarnya sudah dimulai sejak Rusia mencaplok semenanjung Krimea pada 2014.

Yang terjadi sekarang hanyalah kelanjutan dari operasi militer.

Baca Juga: Jemawa Setinggi Langit Sebut AS Mati-matian Saingi Senjata Andalannya Ini, Putin Dijamin Sakit Hati Usai Paman Sam Malah Sebut Negara Inilah yang Jadi Saingan Mereka

Rusia tidak menerima Ukraina yang semakin condong ke Barat.

Langkah untuk memusatkan pasukan di perbatasan Ukraina memberi Presiden Rusia Vladimir Putin lebih banyak pilihan militer jika situasinya tidak terkendali.

Menurut pensiunan Jenderal Angkatan Darat AS Kevin Ryan, ada banyak solusi bagi AS untuk menghadapi agresi dari Rusia, termasuk solusi diplomatik, sanksi ekonomi, dan tindakan militer.

Berbicara tentang tindakan militer, Jenderal Ryan mengatakan bahwa ini dapat membuat Rusia memikirkan kembali peluang keberhasilannya jika meluncurkan operasi di Ukraina.

Baca Juga: Mengira di Atas Angin Karena Punya Militer Lebih Kuat, Siapa Sangka Invasi Rusia ke Ukraina Justru Bisa Jadi Jebakan Untuk Vladimir Putin, NATO Akan Diuntungkan Hal Ini

Presiden AS Joe Biden telah mengkonfirmasi bahwa dia tidak akan mengirim pasukan AS untuk berperang di Ukraina.

Artinya, AS tidak akan berhadapan langsung dengan militer Rusia untuk menghindari risiko eskalasi konflik nuklir.

Sebaliknya, Amerika Serikat dapat mendukung Georgia dan Moldova dalam meluncurkan kampanye militer ke daerah-daerah otonom yang disponsori Rusia.

Termasuk Abkhazia yang berbatasan dengan Laut Hitam, Ossetia di utara Georgia, dan Republik Transnistria yang berbatasan dengan Ukraina.

Menyerang daerah otonom ini pada dasarnya tidak mengancam Rusia, karena itu bukan wilayah Rusia, kata Jenderal Ryan.

Tetapi Rusia harus membubarkan pasukannya untuk melindungi daerah-daerah ini, membantu mengurangi tekanan terhadap Ukraina.

Amerika Serikat juga dapat mengirim pasukan untuk memblokade Kaliningrad, yang merupakan wilayah Rusia yang terpisah, dikelilingi oleh Polandia dan Laut Baltik.

Baca Juga: Seisi Dunia Menahan Napas! Vladimir Putin Mulai Menghitung Mundur Perang, Namun Bukan di Perbatasan Ukraina Tapi di Wilayah Sengketa Ini, Seluruh Kapal Perang Telah Berkumpul

Solusi militer semacam itu akan merugikan sumber daya militer Rusia yang signifikan, kata Jenderal Ryan.

Terakhir, AS juga perlu membujuk Turki untuk berurusan dengan Rusia, melarang kapal perang Rusia melewati Selat Bosphorus.

Selat Bosphorus adalah satu-satunya jalur pelayaran yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Mediterania, pintu keluar Armada Laut Hitam Rusia.

Di bawah Konvensi Montreux, Turki memiliki hak untuk melarang kapal apa pun melewati selat itu jika "merasakan tanda bahaya atau ancaman".

Menurut Jenderal Ryan, Turki dapat menggunakan alasan bahwa konflik di Ukraina mengancam kepentingannya.

Sehingga perlu untuk melarang kapal Rusia melewati selat, tetapi tetap memastikan hak lintas kapal Amerika dan Barat.