Bisa Berhadapan Dengan 100.000 Tentara Rusia Jika Perang Terjadi, Jenderal Ukraina Ini Sudah Pasrah Akan Kalah, Tak Ada Peluang Menang Bagi Ukraina, Cuma Bisa Berharap Hal Ini Terjadi

Afif Khoirul M

Penulis

Kekuatan ini akan meningkat dalam waktu dekat dan Ukraina membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk memperkuat sistem pertahanannya.

Intisari-online.com - Ukraina disebut tak punya peluang sedikitpun jika Rusia benar-benar mengamuk dan memobilisasi kekuatan tempurnya.

Sekitar 100.000 tentara Rusia terkonsentrasi di dekat perbatasan dengan Ukraina.

Kekuatan ini akan meningkat dalam waktu dekat dan Ukraina membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk memperkuat sistem pertahanannya, New York Times mengutip seorang jenderal senior militer Ukraina mengatakan.

Brigadir Jenderal Kyrylo O. Budanov, kepala dinas intelijen militer Ukraina, mengatakan kepada New York Times bahwa negara itu kemungkinan akan dikalahkan jika Rusia mengatur serangan habis-habisan.

Baca Juga: Tak Main-Main! Demi Gertak Barat Hingga Buat Ukraina Tunduk, Bocoran Gambar Ini Ungkap Senjata Rahasia Rusia Ternyata Ikut Dikerahkan, Sudah Dalam Perjalanan ke Ukraina

"Sayangnya, saya harus mengakui bahwa Ukraina membutuhkan pandangan yang lebih objektif tentang situasi saat ini," katanya.

"Kami tidak memiliki sumber daya militer yang cukup untuk mengusir serangan Rusia habis-habisan," tambahnya.

"Kami membutuhkan dukungan dan bala bantuan dari Barat untuk bertahan. Kalau tidak, kita hanya bisa bertahan sampai kita kehabisan amunisi," jelasnya.

"Kami akan menggunakan semua yang kami miliki. Tapi percayalah apa yang saya katakan. Jika Anda harus berjuang sendirian, hampir tidak ada tentara di dunia yang dapat menahan Rusia," kata Jenderal Budanov.

Baca Juga: Gerak Cepat Vladimir Putin: Pastikan Ukraina Tak Akan Jadi Anggota Uni Eropa, Sekutu Besar Amerika Serikat di Asia Ini Kini Dipepet Terus-terusan Agar Memihak Rusia

Menurut Budanov, pasukan Ukraina akan cepat kewalahan oleh tembakan senjata Rusia, terutama angkatan udara dan rudal.

"Posisi strategis tentara Ukraina berada dalam jangkauan rudal Rusia. Senjata mereka mampu menyerang dan menembus semua sistem pertahanan Ukraina," kata Budanov.

Menurut New York Times, militer Rusia dianggap sebagai yang terkuat kedua di dunia, setelah AS.

Dalam konteks bahwa Rusia telah mengumpulkan pasukan dan senjata di dekat Ukraina, AS dan sekutu Eropanya menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan konflik.

Pekan lalu, pemerintahan Biden menuduh Rusia mengirim 175.000 tentara ke dekat perbatasan dengan Ukraina dan kemungkinan meluncurkan serangan pada awal 2022.

Pada 8 Desember, Biden mengungkapkan bahwa AS telah mengirim beberapa unit ke Ukraina untuk mencegah "potensi invasi dari Rusia".

Baca Juga: Gawat! Ancaman Perang Rusia-Ukraina Ternyata Bisa Berubah Jadi Perang Nuklir, Persiapan Senjata Nuklir Rusia Sudah Siap 95 Persen, Ini Skenario Buruk yang Bisa Terjadi?

Namun, Presiden AS juga menegaskan tidak berencana mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina jika Rusia menyerang negara Eropa Timur itu.

Banyak pakar militer mengatakan kepada New York Times bahwa Ukraina tidak memiliki peluang untuk menang jika Rusia menyerang.

"Rusia memiliki keunggulan luar biasa atas Ukraina dalam hal kualitas, kuantitas tentara, dan senjata," kata Jeffrey Edmonds, seorang analis militer CIA.

"Ukraina tidak bisa menang jika Rusia melancarkan serangan habis-habisan," katanya.

"Anda tahu, kita berbicara tentang korps Rusia yang terkoordinasi yang melintasi perbatasan dengan dukungan tank, artileri, angkatan udara, dan roket," jelasnya.

"Saya tidak berpikir perang akan mudah dengan Rusia. Tetapi jika saya harus memilih antara Rusia dan Ukraina, saya yakin Rusia akan menang," imbuhnya.

Baca Juga: Gertakan Vladimir Putin Sukses Bikin Ukraina Ketar-ketir, Tak Disangka Ini Target Rusia Jika Benar-benar Lakukan Perang Besar-besaran

"Jika Rusia menyerang, mereka dapat menghancurkan pertahanan Ukraina dalam waktu singkat. Saya pikir hanya dalam 30-40 menit perang berakhir," kata Robert Lee, mantan perwira Marinir AS.

Seorang pejabat senior Ukraina, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada New York Times bahwa pemerintah dapat membuka persediaan senjata dan mendistribusikannya kepada rakyat untuk "membela diri" jika tentara jatuh ke Rusia.

Artikel Terkait