Intisari-online.com - Tampaknya Rusia tak main-main dalam menggertak Ukraina kali ini.
Karena sederet senjata ternyata turut dikerahkan menuju perbatasan, demi membuat Ukraina Tunduk.
Video baru telah muncul di situs jejaring sosial.
Menunjukkan serangkaian rudal anti-pesawat Buk-M1 dan peralatan terkait, serta tank dan artileri self-propelled.
Senjata itu muncul di kereta api di stasiun Maslovka di provinsi Voronezh Rusia, dekat perbatasan dengan Ukraina, menurut situs web The Drive.
Pakar militer memperhatikan keberadaan radar peringatan 9S18M1 Kupol.
Menunjukkan bahwa kekuatan rudal pertahanan udara Rusia memiliki kekuatan tempur yang setara dengan tingkat batalion, bukan hanya kompleks pertahanan udara tunggal.
Surat kabar Amerika mengatakan bahwa video itu direkam pada 6 Desember, berdasarkan tanggal yang tercetak di papan alat pengemudi.
Video kedua, juga diambil di stasiun Maslovka, menunjukkan persenjataan rudal Buk-M1, termasuk kendaraan peluncur, truk yang membawa amunisi roket dan peralatan pendukung lainnya.
Video tersebut juga menunjukkan tank tempur utama T-80U dan howitzer self-propelled Msta-S.
Banyak kendaraan tempur tampaknya telah dihapus nomornya, mungkin untuk memperumit upaya mengidentifikasi unit militer Rusia yang dikerahkan ke daerah perbatasan.
Menurut kelompok analisis informasi konflik CIT yang berbasis di Rusia.
Senjata di atas dikerahkan dari wilayah Moskow, Nizhny Novgorod dan Smolensk, di wilayah barat laut dibandingkan dengan perbatasan Ukraina.
Senjata-senjata tersebut dikatakan berasal dari Divisi Tank Pengawal ke-4, Brigade Artileri ke-288 dan Brigade Rudal Pertahanan Udara ke-49.
Ketiga unit ini merupakan bagian dari Korps Tank Pengawal terlebih dahulu.
Ini bukan pertama kalinya Rusia memobilisasi peralatan militer di dekat Ukraina.
Tetapi tanda-tanda baru menunjukkan bahwa pasukan Rusia di perbatasan telah secara signifikan meningkatkan kemampuan pertahanan udara mereka, menurut The Drive.
Sistem pertahanan udara di atas diperkirakan akan menimbulkan banyak kesulitan jika Ukraina ingin memobilisasi jet tempur dan drone melawan potensi serangan Rusia.