ConocoPhillips sendiri merupakan perusahaan yang mengendalikan 54% kepemilikan operasional di Giant Corridor Production Sharing Agreement di lepas pantai Sumatra dan TransAsia Pipeline.
Aset Indonesia tersebut menghasilkan sebanyak 50 ribu barel (MBOED) minyak per hari selama 9 bulan yang berakhir 30 September 2021, kemudian pada akhir 2020, ada cadangan sebesar 85 juta barel minyak menurut laporan dari ConocoPhillips.
“Secara harga, ConocoPhillips sepertinya sudah mencapai harga yang bagus, tapi Medco berpeluang besar untuk direalisasikan oleh operator Indonesia,” kata Harwood.
“Seorang operator Indonesia mungkin memiliki peluang yang lebih baik untuk bernegosiasi dengan pemerintah, terutama jika memiliki koneksi politik. Ini dapat membantu ketika menegosiasikan perjanjian pengembangan, perjanjian penjualan baru, atau peningkatan keuangan,” tambah Harwood.
“Dari perspektif kebanggaan nasional, pemerintah ingin meminta pertanggungjawaban operator Indonesia atas aset produksinya yang besar,” katanya.
Dikabarkan selanjutnya jika ConocoPhillips juga mengatakan mereka akan membeli tambahan 10% saham di Australia Pacific LNG (APLNG) dari Origin Energy (ORG.AX) senilai USD 1.645 miliar.
Harwood menyebut pembelian saham APLNG ini membuat ConocoPhillips berubah dari properti matang menjadi kemerosotan.
Total kepemilikannya menjadi 47,5% di APLNG.