Find Us On Social Media :

Investasi Migas Indonesia Lesu Setelah Raksasa Migas Dunia Ini Tinggalkan Ladang Gas Besar di Indonesia, Pakar Menyebut Kondisi Ini Sebagai Langkah Positif Bagi Industri Migas, Begini Analisisnya

By May N, Jumat, 10 Desember 2021 | 09:56 WIB

Fasilitas gas alam Masela di Laut Arafura. Indonesia akan menggunakan industri gas alam untuk menggantikan industri batubara dan mencapai karbon netral tahun 2060

ConocoPhillips sendiri merupakan perusahaan yang mengendalikan 54% kepemilikan operasional di Giant Corridor Production Sharing Agreement di lepas pantai Sumatra dan TransAsia Pipeline.

Aset Indonesia tersebut menghasilkan sebanyak 50 ribu barel (MBOED) minyak per hari selama 9 bulan yang berakhir 30 September 2021, kemudian pada akhir 2020, ada cadangan sebesar 85 juta barel minyak menurut laporan dari ConocoPhillips.

“Secara harga, ConocoPhillips sepertinya sudah mencapai harga yang bagus, tapi Medco berpeluang besar untuk direalisasikan oleh operator Indonesia,” kata Harwood.

“Seorang operator Indonesia mungkin memiliki peluang yang lebih baik untuk bernegosiasi dengan pemerintah, terutama jika memiliki koneksi politik. Ini dapat membantu ketika menegosiasikan perjanjian pengembangan, perjanjian penjualan baru, atau peningkatan keuangan,” tambah Harwood.

Baca Juga: Seharusnya Bisa Dipanen Tapi Makin Mundur Karena Pandemi Covid-19, Inilah Tiga Ladang Gas Raksasa RI yang Kini Nasibnya Makin Tidak Jelas, Termasuk Natuna

“Dari perspektif kebanggaan nasional, pemerintah ingin meminta pertanggungjawaban operator Indonesia atas aset produksinya yang besar,” katanya.

Dikabarkan selanjutnya jika ConocoPhillips juga mengatakan mereka akan membeli tambahan 10% saham di Australia Pacific LNG (APLNG) dari Origin Energy (ORG.AX) senilai USD 1.645 miliar.

Harwood menyebut pembelian saham APLNG ini membuat ConocoPhillips berubah dari properti matang menjadi kemerosotan.

Total kepemilikannya menjadi 47,5% di APLNG.

Baca Juga: Terletak di Laut Timur Indonesia, Ladang Gas Terbesar di Asia Tenggara Milik Indonesia Ini Justru Terancam Ikut Membeku dan Tidak Laku Seperti Natuna, Hal Tak Masuk Akal Ini Sebabnya