Namanya Tak Sebatas Dikenal Asia Tenggara hingga China, Inilah Momen Ketika Presiden Korea Selatan Singgung dan Bawa-bawa Nama Majapahit di Depan ASEAN

Tatik Ariyani

Penulis

Iustrasi Majapahit - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in

Intisari-Online.com -Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari 1350 hingga 1389 M.

Di bawah kekuasaan Hayam Wuruk, seluruh kepulauan Indonesia mengibarkan panji-panji Majapahit dan hubungan persahabatan dengan negara-negara tetangga berlangsung baik.

Kekuasaannya terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur.

Tak hanya wilayah nusantara saja, Majapahit juga menjalin hubungan baik dengan China.

Baca Juga: Wilayah Kekuasaanya Padahal Hanya Mencakup Asia Tenggara, Ternyata Majapahit Malah Dikenal Orang Eropa dan Amerika, Sosok Gajah Mada Sampai Disandingkan dengan Napoleon Bonaparte

Hal ini dibuktikan dengan penemuan uang kepeng beserta pecahan tembikar, keramik maupun bata kuno, juga berada dalam kawasan strategis cagar budaya nasional Trowulan.

Merujuk pada lokasi penemuan, uang kepeng tersebut bisa mengungkap jejak hubungan perdagangan yang harmonis antara Majapahit dengan China.

Apalagi di masa Majapahit, uang kepeng juga menjadi alat transaksi yang sah meski berasal dari negeri seberang.

Meski telah runtuh, kemasyhuran Majapahit masih terdengar hingga kini bahkan sampai ke Korea.

Baca Juga: Corak Benderanya Dikenal hingga Menginspirasi Banyak Negara di Dunia, Benarkan Panji Majapahit Sebenarnya Cikal Bakal Bendera Malaysia, Ini Penjelasannya

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, pernah menyebutkan tentang Kerajaan Majapahit di KTT ASEAN-RoK pada tahun 2019 lalu.

Dalam sambutan tersebut, Presiden Moon Jae-in berbicara tentang visi kerjasama ekonomi Korea-ASEAN dengan tema 'Prosperity for All' di depan CEO dari ASEAN dan Korea.

Melansir situs Ministry of Foreign Affairs Republic of Korea (25/11/2019), berikut petikan sambutanMoon Jae-in mengenai Kerajaan Majapahit:

"Sebagai saluran yang menghubungkan orang dan peradaban yang berbeda, laut Asia Timur berfungsi sebagai jalur perdagangan, membuka era samudra dan perdagangan. Sejak awal, para pedagang di Jawa, Kerajaan Ayutthaya, dan Kerajaan Majapahit melakukan perjalanan ke Korea melalui China atau melalui jalur laut. Pedagang Asia Timur memperluas perdagangan dengan menetapkan harga perak di akhir abad ke-17, menjadi pemain utama perdagangan maritim global.

Warisan perdagangan berusia berabad-abad itu sekarang secara bertahap mendorong Asia Timur menjadi pusat ekonomi global sekali lagi.

Kemitraan Dialog ASEAN-Korea yang didirikan 30 tahun yang lalu dan FTA ASEAN-Korea yang mulai berlaku 12 tahun yang lalu adalah hasil dari pertukaran yang dinamis sepanjang sejarah Asia Timur.

Baca Juga: Minum Obat Pahit! Mending Rajin Makan Ubi JalarSetiap Pagi, Dijamin Tubuh Bakal Rasakan Manfaat Luar Biasa Ini, Selamat Tinggal Rumah Sakit

Sama seperti para saudagar pelayaran laut yang membangun kerajaan maritim sejak lama, para pemimpin bisnis yang terlibat dalam aktivitas transnasional adalah pelaku utama yang memimpin ekonomi Asia dan global saat ini.

Dengan menyimpulkan perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), kita menandai era jaringan perdagangan Asia Timur.

Hari ini, saya senang untuk mendiskusikan era baru perdagangan dengan para pemimpin bisnis Asia Timur di Busan, sebuah kota yang menghubungkan benua dengan lautan."

Artikel Terkait