Lebih lagi, patung-patung Buddha, Hindu dan lainnya dalam jumlah banyak telah ditemukan di wilayah Sungai Musi menunjukkan jika cekungan tersebut mengandung situs politik di dekat laut yang menerima beberapa kontak internasional.
Akhirnya, sisa stupa telah digali di kaki Bukit Seguntang.
Penemuan-penemuan ini memperkuat bukti buku teks jika Palembang memang pusat Kerajaan Sriwijaya.
Buddhisme di Palembang
Kepentingan Sriwijaya-Palembang baik sebagai pusat perdagangan dan pusat praktik Buddhisme di Asia Tenggara telah dibuktikan oleh sumber sejarah Arab dan China selama periode waktu yang lama.
Dalam catatan sejarahnya sendiri dalam bentuk prasasti di Malaya Tua (bahasa Melayu ditulis dalam naskah India), terbatas hampir seluruhnya pada paruh kedua abad ke-7.
Prasasti membuktikan jika penguasa dilayani oleh tingkatan pejabat dan ia memiliki kekayaan melimpah.
Periode ketika prasasti ditulis adalah periode yang menyakitkan.