Find Us On Social Media :

Sama-sama Benci Setengah Mati dengan Amerika, Iran Mendadak Dekati Rusia dan China, Terkuak Ini Rencananya, Langsung Bikin Pentagon Ketar-ketir!

By Mentari DP, Selasa, 30 November 2021 | 17:30 WIB

Ilustrasi program nuklir Iran.

Intisari-Online.com - Ada beberapa negara musuh Amerika Serikat (AS). Di antaranya Rusia, China, dan Iran.

Bagaimana jika ketiga negara itu bersekutu untuk melawan Amerika Serikat (AS)?

Ya, Iran dilaporkan tengah mendekati Rusia dan China.

Baca Juga: Pantas Berpotensi Sebabkan Gelombang Ketiga Pandemi, Tak Hanya Kebal Vaksin, Rupanya Varian Omicron Dapat Terus Menyebar Meski Kita Pakai Masker, Ini Kata Ahli

Gunanya untuk mengisi kekosongan pengaruh yang ditinggalkan AS di Timur Tengah setelah penarikannya dari AS.

Dilansir dari express.co.uk pada Selasa (30/11/2021), Iran kembali melakukan negosiasi dengan AS dan negara lainnya pada minggu ini.

Tujuannya untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir untuk membatasi kegiatan sensitifnya dan produksi senjata nuklir.

Tetapi pembawa acara GB News dan mantan anggota parlemen Inggris Alex Phillips memperingatkan keputusan Teheran untuk memasuki kembali pembicaraan dapat menyebabkan negara-negara lain mengambil manfaat.

Baca Juga: Tak Mau Ketinggalan dengan Musuh Bebuyutannya, Rusia Mulai Produksi Massal Rudal Hipersonik Bertenaga Nuklir Bahkan Sudah Berhasil Melakukan Uji Coba, Hasilnya Bikin Amerika Ketar-ketir

Misalnya saja, Rusia dan China tengah mempertimbangkan potensi kemitraan dengan Iran.

"Kesepakatan dirancang untuk mengekang negara bertindak 'nakal'," kata Alex Phillips.

"Oleh karenanya, ketika Iran memberikan tempat bagi mereka, kemungkinan negara lain akan memanfaatkannya."

"Itu bisa membangkitkan harapan bahwa Iran mungkin akan menyebabkan masalah."

Rusia dan China yang dikenal sebagai musuh bebuyutan AS dilaporkan tertarik.

“Rusia dan China tertarik untuk menjadi sekutu baru Iran di Timur Tengah sejak penarikan mengejutkan AS dari kawasan itu."

"Mereka ingin membuka kembali dialog untuk alasan bilateral komersial karena Iran berkomitmen pada strategi melihat ke Timur."

"Sementara itu, sebagian besar Eropa berharap Iran tidak bisa lagi berperang menggunakan senjata."

"Tujuannya untuk mencegah ancaman aksi militer langsung sebagai satu-satunya pilihan yang tersisa jika Iran terus bergerak menuju pembuatan bom nuklir."

Baca Juga: Sama-sama Benci Amerika, Rusia Lebih Pilih Gabung ke China Meski Dimusuhi Seisi Eropa, Terkuak Rencana Gila Vladimir Putin Dengan Negeri Panda

Negosiator utama Iran Ali Bagheri Kani bersikeras bahwa Amerika Serikat dan sekutu Baratnya harus menawarkan jaminan kepada Iran bahwa tidak ada sanksi baru yang akan dikenakan padanya di masa depan.

AS sendiri tidak terlibat dengan diskusi Iran.

Sebab Iran telah menolak untuk mengadakan negosiasi langsung dengan Washington.

Walau begitu, Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan tujuan Washington adalah membuat Teheran kembali sepenuhnya mematuhi kesepakatan nuklir 2015 yang dibuat oleh mantan Presiden Barack Obama.

Baca Juga: Pantas Saja Ukraina Tak Gentar Walau Tahu Rusia Kerahkan 92.000 Tentaranya di Sepanjang Perbatasan, Ternyata Ini Senjata yang Digunakan Ukraina untuk Menantang Rusia