Low memiliki kedekatan dengan Najib Razak, tapi dia tidak punya posisi resmi di 1MDB.
Ia membantu menyusun perencanaan dana dan membuat kebijakan-kebijakan penting.
Program itu diluncurkan sendiri oleh Najib, segera setelah ia didapuk sebagai Perdana Menteri Malaysia.
1MDB rencananya akan mendanai pembangunan pembangkit listrik dan aset-aset energi lainnya di Malaysia dan Timur Tengah, termasuk pembangunan real estate di Kuala Lumpur.
Dana tersebut diawasi secara ketat oleh Najib, dan dia memimpin dewan penasihatnya sampai 2016.
Kecurigaan muncul pada 2014, saat terungkap 1MDB memiliki utang sebesar 11 miliar dollar AS (Rp 160 triliun).
Skandal ini pertama kali terungkap dari laporan media Sarawak Report, dan semakin mencuat kala diberitakan The Wall Street Journal pada 2015.
1MDB mendapatkan dana miliaran dollar AS dalam bentuk obligasi, untuk digunakan dalam proyek investasi dan usaha bersama antara 2009-2013.
Departemen Kehakiman AS mengatakan, 4,5 miliar dollar AS (Rp 65,5 triliun) dialihkan ke rekening perusahaan-perusahaan yang banyak terkait dengan Low.
Dana-dana yang diselewengkan itu digunakan membeli aset mewah untuk Low dan rekan-rekannya, termasuk jet pribadi, kapal superyacht, hotel, dan lukisan karya Picasso serta Monet, demikian keterangan dari penuntut hukum di AS.