Find Us On Social Media :

Cuma Gara-gara Murka Dyah Wijaya pada Sosok Ini, Konon Majapahit Pernah Terbelah Menjadi Dua, Momen Pertempuran Epik Ini Pun Terjadi Bunuh-bunuhan Mahisa Nabrang hingga Ranggalawe

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 25 November 2021 | 17:01 WIB

(Ilustrasi) Raja Majapahit

Intisari-Online.com - Dalam sebuah pertempuran antara Majapahit dan Tuban, Ranggalawe tewas dan hal itu membuat pemerintahan Majapahit terbelah dua.

Awal mula pertempuran itu yakni murkanya Dyah Wijaya raja Majapahit periode 1309 - 1293, setelah kerajaannya dikalahkan Ranggalawe.  

Dyah Wijaya pun berujar akan menghancurkan Kotapraja Majapahit sendiri, bila tak berhasil menaklukkan Ranggalawe.

Dyah Wijaya dan pasukannya langsung kembali menyusun strategi menyerang Tuban.

Baca Juga: Diberi Gelar 'Dewi Agung dari Tiga Dunia', Inilah Dyah Gitarja, Ratu Majapahit Penakluk Nusantara yang Muncul dalam Game Tingkat Dunia

Lembu Sora lantas meminta izin kepada Dyah Wijaya untuk menghadapi Ranggalawe.

Dyah Wijaya pun mengizinkan. Hal itu juga untuk menghindari banyak korban karena menyadari kekuatan Tuban.

Pertempuran sengit pun terjadi. Konon Ranggalawe dikepung dari tiga arah, Mahisa Nabrang dari timur, Gagak Sarkara dari barat, dan Majang Mekar menyerbu dari arah utara.

Pertempuran sengit terjadi di arah timur antara pasukan Ranggalawe dengan pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Mahisa Nabrang.

Baca Juga: Gambarkan Kesedihan Hayam Wuruk Saat Hari Ketujuh Kematian Ibundanya, Salah Satu Tarian Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Hilang Tanpa Jejak

Kuda Mahisa Nabrang berhasil dilumpuhkan oleh Ranggalawe, namun penunggangnya berhasil menyelamatkan diri.

Hari selanjutnya, Mahisa Nabrang yang giliran melawan Ranggalawe.

Peperangan sengit antara Ranggalawe dan Mahisa Nabrang bertarung dengan ilmu kanuragan yang dimilikinya masing-masing.

Pertarungan pun berlanjut ke dalam air sungai.

Baca Juga: Jika Gajah Mada yang Seorang Patih Terkenal Bisa Bawa Kejayaan Bagi Majapahit, Raja-raja Majapahit Ini Justru Terkenal Karena Membawa Kemunduran, Siapa Saja Mereka?

Ranggalawe berhasil mendesak Mahisa Nabrang, namun ketika sampai, di tengah Mahisa Nabrang berhasil menikam kuda Ranggalawe.

Ranggalawe yang terpeleset batu berhasil ditenggelamkan ke air oleh Mahisa Nabrang.

Sesudah kehabisan napas, Ranggalawe gugur di tempat.

Mengetahui Ranggalawe tewas, Lembu Sora menikam Mahisa Nabrang dari belakang hingga tewas.

Baca Juga: Punya Kekuasaan Nyaris Tak Terbatas di Seantero Majapahit, Gajah Mada Diklaim 'Main Belakang' dengan Tribhuwana Tunggadewi, Ilmuwan Belanda Ini Beberkan Alasannya

Panglima Majapahit itu pun turut meregang nyawa di Sungai Tambak Beras.

Setelah tewasnya Ranggalawe pada 1295, Arya Wiraraja merasa sakit hati kepada Dyah Wijaya dan memutuskan untuk mundur dari jabatannya.

Arya Wiraraja menagih janji Dyah Wijaya yang diucapkan di Sumenep melalui Perjanjian Songeneb, untuk membagi wilayah Majapahit menjadi dua bagian.

Janji itu pun dipenuhi oleh Dyah Wijaya, Majapahit bagian timur hingga selatan sampai pantai diserahkan ke Arya Wiraraja.

Sesudah mendapat kekuasaan, Arya Wiraraja menjadi raja Majapahit Timur dengan pusat pemerintahan di Lumajang.

Sementara Majapahit Barat dengan pusat pemerintahan di Majakerta, tetap dikuasai oleh Dyah Wijaya.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Kerajaan Kuno Paling Sukses Taklukkan Nusantara, Siapa Sangka Majapahit Pernah Berjaya Dipimpin Oleh Wanita, Terkuak Wanita Ini Pernah Menjadi Ratu Majapahit

(*)