Penulis
Intisari-Online.com - Kalashnikov adalah perancang salah satu senapan yang paling dikenal di muka bumi, senapan semiotomatis AK-47.
Padahal awalnya, warga Rusia tersebut pada 1947 sekadar ingin membuat senapan yang sederhana, tahan banting dan dapat diandalkan.
Dalam perjalanannya, senapan yang diberi nama AK-47 itu menjadi senjata andalan tentara Soviet, Rusia, dan puluhan negara lain.
Juga menjadi simbol revolusi di seluruh dunia dan ikut dalam berbagai pertempuran di Angola, Vietnam, dan Afghanistan.
Tentara pemberontak juga menggunakan senjata ini, antara lain adalah kelompok FARC dan ELN di Kolombia.
Pun kelompok bersenjata Palestina.
Pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden dalam beberapa fotonya membawa senapan yang punya ciri khas kotak peluru yang melengkung tersebut.
Popularitas AK-47 tak lepas dari desainnya yang sederhana, mudah diproduksi, dan mudah dirawat.
Tak mengherankan jika AK-47 adalah senapan serbu yang paling banyak dipakai di dunia dan diperkirakan korban tewas akibat peluru yang disemburkan oleh senapan ini lebih banyak dari korban ledakan bom atom di Jepang.
Apa tanggapan Kalashnikov?
Dalam hidupnya ia tak banyak mengeluarkan penyesalan secara terbuka.
Bahkan, suatu ketika ia berujar, "Saya bisa tidur nyenyak."
Tapi menjelang kematiannya, ia mengakui merasakan penderitaan spiritual yang sangat perih.
Dalam surat kepada Gereja Ortodoks Rusia -- seperti dibocorkan oleh media di Rusia satu bulan setelah kematiannya -- Kalashnikov mengatakan ia merasa bertanggung jawab atas kematian yang disebabkan senapan AK-47.
"Luka spiritual saya tak tertahankan."
"Saya terus bertanya ke diri saya sendiri."
"Jika senapan yang saya rancang membuat sengsara, sebagai pemeluk Kristen Ortodoks, apakah saya juga adalah penyebab kematian mereka," tulis Kalashnikov.
(*)