"Saya cukup beruntung hari ini. Saya membeli uang kertas 20 dollar AS yang sobek seharga 15 dollar AS yang lebih baru," kata Kasani.
Mulai tahun 2008, Zimbabwe jatuh ke dalam hiperinflasi dan ekonomi negara itu belum pulih.
Uang kertas Zimbabwe dulunya memiliki denominasi tertinggi 100 miliar.
Namun, hampir tidak dapat membeli sepotong roti karena orang kehilangan kepercayaan pada ekonomi negara yang rapuh.
Kekurangan cadangan mata uang asing dan hiperinflasi yang parah memaksa pemerintah Zimbabwe untuk memaksa bank-banknya untuk tidak menolak mengkonsumsi dolar AS yang sobek.
"Uang dolar AS yang sobek bahkan lebih disukai oleh pedagang uang daripada yang baru," kata Kasani.