Buah yang dimaksud, atau lebih tepatnya diyakini, tercatat dalam cerita terebut disebut berwarna hijau.
Ukurannya sebesar bola voli dengan kulit (tempurung) sangat keras dan rasa yang tidak sedap disantap.
Tempurungnya yang keras inilah yang pada akhirnya membuat buah ini dianggap lebih bermanfaat, yaitu digunakan untuk berbagai perkakas rumah tangga.
Namun, buah tersebut, pada kenyataannya bukanlah buah "maja" yang sebenarnya, melainkan buah berenuk (calabash tree, huingo, krabasi, atau kalebas).
Nah, asal dari buah berenuk inilah yang pada akhirnya membuat buah ini tidak bisa dianggap sebagai buah 'maja' yang dimakan Raden Wijaya.
Sebab, buah ini baru masuk ke nusantara setelah dibawa oleh para penjajah, yaitu Portugis dan Belanda.