Find Us On Social Media :

Darah Raja Majapahit Mengalir Deras di Dalam Tubuhnya, Mengapa Raden Patah Justru Mendirikan Kesultanan Islam Demak, Bukan Hindu-Buddha Seperti Leluhurnya?

By May N, Rabu, 10 November 2021 | 17:38 WIB

Masjid Agung Demak, Kampung Kauman, Bintoro, Demak, Jawa Tengah DOK. Dinas Pariwisata Kabupaten Demak

Raden Patah melihat kondisi Majapahit yang makin lemah, kemudian ia memutuskan kabupaten Demak yang ia pimpin untuk selanjutnya terpisah dari Majapahit.

Di sana ia mendirikan kesultanan.

Raden Patah mengembangkan Demak menjadi Kesultanan kuat di Nusantara, modalnya adalah menghasilkan komoditi-komoditi dagang dari lahan pertanian yang luas, yang kemudian diperjualbelikan dengan pedagang dari berbagai daerah.

Agar penjualannya maksimal, Raden Patah melancarkan ekspansi ke beberapa daerah di pesisir Pulau Jawa yang ia kira strategis untuk pelabuhan.

Baca Juga: Didirikan Tepat Hari Ini 728 Tahun Silam, Siapa Sangka Majapahit Berawal dari Keculasan Raden Wijaya Kala Melawan Salah Satu Pasukan Paling Ditakuti di Dunia

Daerah yang ia tuju antara lain Sedayu, Tuban, Gresik, Cirebon, serta Banten.

Kesultanan Demak menjadi pusat penyebaran Islam yang penting bagi sejarah Indonesia, kemudian pengetahuan mengenai Islam ditingkatkan, ahli-ahli agama diperbanyak dan kemudian salah satu pakem pergerakan ini adalah dengan berdirinya salah satu masjid paling bersejarah di sejarah Indonesia, yaitu Masjid Agung Demak.

Kemudian Portugis mulai datang ke Malaka, membuat Demak resah.

Kala itu Demak dipimpin oleh Adipati Unus, yang takut bangsa Portugis dengan agama Katholiknya akan menghilangkan ajaran Islam di Nusantara.

Baca Juga: Mengurung Adik Tirinya Agar Tidak Dinikahi Orang Lain, Inilah Jayanegara, Raja Majapahit Kedua yang Sangat Dibenci, Bahkan Punya Julukan yang Buruk