Ilmu arsitekturnya melayani patung, dan sebaliknya, membentuk keseluruhan yang harmonis yang muncul dari satu pikiran pemandu.
Faktor pengkondisian religius ini diwujudkan dalam segala bidang usaha arsitektur.
Maka, jelaslah bahwa kuil-kuil, dianggap sebagai ‘rumah Tuhan’.
Ini diresapi dengan kandungan spiritual yang tinggi, tdak dibagikan kepada orang-orang karena akses ke tempat-tempat suci selalu dilarang untuk semua umat beriman.
Makam juga dianggap sebagai ‘rumah keabadian’.
Karena di kuil mereka, dewa Ka atau napas vital orang yang meninggal menerima persembahan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka di akhirat.
Rumah-rumah pribadi juga memiliki komponen keagamaan.
Misalnya, para pekerja Firaun yang tinggal di kota Deir el-Medina memiliki sebuah ruangan, tempat mereka memuja leluhur keluarga mereka.
Di ruangan yang sama itu pula terjadi kelahiran, sehingga menciptakan kesinambungan antara hidup dan mati yang dibimbing oleh keilahian.