Ledakan Kasus Covid-19 Makin Ngeri, China Sampai Perintahkan Warga Stok Persediaan Kebutuhan Sehari-hari, Siap Lockdown Lagi?

May N

Penulis

Wuhan sejak lockdown pada Maret 2020

Intisari - Online.com -Pemerintah China memerintahkan warganya untuk menyiapkan stok persediaan kebutuhan sehari-hari.

Rupanya, wabah Covid-19 di negara itu makin menggila, disertai hujan lebat yang luar biasa.

Hal tersebut menyebabkan lonjakan harga sayuran dan kekhawatiran mengenai kekurangan pasokan makanan.

Rupanya, keadaan diperburuk dengan kondisi antara China dan Taiwan, membuat warga bergegas menimbun beras, minyak goreng, serta garam.

Baca Juga: Saat Seluruh Dunia Pasrah Ingin Hidup dengan Covid-19, Pantesan China Malah Mati-Matian Ingin Lenyapkan Covid-19 dari Muka Bumi, Memang Bagaimana Caranya?

"Begitu berita ini keluar, semua orang tua di dekat saya menjadi gila karena panik membeli di supermarket," tulis seorang pengguna di Weibo yang mirip Twitter di China.

Media lokal juga baru-baru ini menerbitkan daftar barang yang direkomendasikan untuk disimpan di rumah termasuk biskuit dan mi instan, vitamin, radio, dan senter.

Tanggapan publik memaksa media pemerintah pada hari Selasa untuk mencoba menenangkan ketakutan dan mengklarifikasi pernyataan kementerian.

Surat kabar Partai Komunis China, The Economic Daily, menghimbau netizen agar tidak memiliki "imajinasi yang terlalu aktif".

Baca Juga: Panik dan Frustasi Kembali Menghantui China, Ambisi 'Nol Covid' Dinilai Terlalu Berlebihan dan Menyusahkan Masyarakat, 'Masyarakat Sudah Menderita'

Tujuan arahannya adalah memastikan warga tidak lengah jika terjadi penguncian di daerah mereka.

People's Daily mengatakan, kementerian mengeluarkan pemberitahuan seperti itu setiap tahun, tetapi telah mengeluarkan instruksinya awal tahun ini karena bencana alam, lonjakan harga sayuran dan peningkatan kasus COVID-19 baru-baru ini.

Pernyataan kementerian pada Senin malam mendesak pemerintah setempat untuk melakukan pekerjaan dengan baik dalam memastikan pasokan dan harga yang stabil, dan untuk memberikan peringatan dini dari setiap masalah pasokan.

Kondisi diperburuk ketika ada cuaca ekstrem, dan pemerintah China biasa melakukan upaya eksra meningkatkan pasokan sayuran segar dan daging babi sebelum Tahun Baru Imlek yang jatuh pada awal Februari tahun 2022 besok.

Baca Juga: Ancaman Covid-19 Masih Bercokol di Negara Tetangga Indonesia Ini, Setiap Tahunnya Terancam Kehilangan Nyawa 2000 Warga, Ribuan Nakes Sampai Kompak Resign Bersama

Tetapi tahun ini, upaya itu menjadi lebih mendesak setelah cuaca ekstrem pada awal Oktober menghancurkan tanaman di Shandong - wilayah penghasil sayuran terbesar di negara itu - dan ketika wabah kasus COVID-19 yang membentang dari barat laut ke timur laut negara itu mengancam akan mengganggu pasokan makanan.

Pekan lalu, indeks harga sayuran di Shouguang, pusat perdagangan di Shandong, menunjukkan, harga mentimun, bayam, dan brokoli di China naik lebih dari dua kali lipat dari awal Oktober.

Bayam lebih mahal daripada beberapa potongan daging babi seharga 16,67 yuan (US$ 2,60) per kg.

Meskipun harga telah mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir, para ekonom memperkirakan kenaikan inflasi harga konsumen berbasis tahun-ke-tahun yang signifikan untuk Oktober.

Baca Juga: Rekor Ngeri Covid-19 Singapura, Pakar Sebut Negara Tetangga Ini Bisa Catat 2000 Kematian Akibat Covid-19 Setiap Tahun

Ini merupakan yang pertama dalam lima bulan.

Pandemi telah membawa peningkatan fokus pada ketahanan pangan, di mana pemerintah China menyusun undang-undang ketahanan pangan dan menguraikan upaya baru untuk mengekang limbah makanan.

Kementerian perdagangan mengatakan pemerintah setempat harus membeli sayuran yang dapat disimpan dengan baik sebelumnya dan juga memperkuat jaringan pengiriman darurat.

China juga berencana untuk melepaskan cadangan sayuran "pada waktu yang tepat" untuk melawan kenaikan harga, menurut laporan TV pemerintah pada Senin malam. Tidak jelas sayuran apa yang disimpan China dan seberapa besar cadangannya.

Baca Juga: Pantesan China Mendadak Darurat Covid-19 Padahal Hampir Seluruh Dunia Mulai Mereda, Ternyata Wilayah Bebas Covid-19 Dianggap Dalam Kondisi Darurat, Ini Penyebabnya

Badan perencanaan negara telah menyerukan penanaman kembali sayuran tepat waktu, mendesak pemerintah daerah untuk mendukung produk yang tumbuh cepat, menurut laporan itu.

Data kementerian pertanian menunjukkan, China memiliki sekitar 100 juta mu (6,7 juta hektar) lahan yang ditanami sayuran.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait