Find Us On Social Media :

Bak Senjata Makan Tuan, Banyak Negara Termasuk Indonesia Sudah Mulai Bebas dari Covid-19, Ternyata China Malah Hadapi Krisis Terburuk, Capai Level Tertinggi Enam Minggu Berturut-turut!

By Mentari DP, Minggu, 31 Oktober 2021 | 14:30 WIB

Kasus virus corona di China.

Intisari-Online.com - Berdasarkan data dari worldometers.info per Minggu (31/10/2021), kasus virus corona di dunia mencapai 247.136.432 kasus.

Dari data itu, ada 5.010.533 kasus kematian dan 223.865.332 orang telah dinyatakan sembuh.

Namun hampir dua tahun pandemi berlalu, beberapa negara telah melaporkan penurunan kasus virus corona.

Baca Juga: Banyak Negara Termasuk Indonesia Sudah Mulai Bebas dari Virus Corona, Malaysia Malah Hadapi Krisis Terburuk Sepanjang Pandemi, Bahkan Miliki 9.671 Kematian Sebulan

Termasuk Indonesia.

Sempat menjadi negara dengan kasus virus corona tertinggi di dunia, kini rata-rata kasus harian di Indonesia hanya 600 kasus.

Hampir semua wilayah Indonesia status PPKMnya sudah turun ke level 1 dan 2. Tidak ada lagi yang level 4.

Akan tetapi di tengah banyaknya laporan penurunan kasus, China mencatatkan jumlah infeksi Covid-19 baru lokal harian tertinggi.

Data itu tercatat dalam lebih dari enam minggu pada hari Jumat (29 Oktober).

Baca Juga: Indonesia Sudah Mulai Bebas Covid-19, Penerbangan Internasional Kembali Dibuka, Ini Daftar 19 Negara yang Boleh Masuk Tanah Air Beserta Syaratnya, Karantina 5 Hari!

Dilansir dari channelnewsasia.com pada Minggu (31/10/2021), negara itu memang telah memerangi wabah yang terkonsentrasi terutama di provinsi utara.

China melaporkan 59 infeksi menular lokal baru untuk 29 Oktober 2021.

Komisi Kesehatan Nasional mengatakan pada hari Sabtu, naik dari 48 sehari sebelumnya.

Itu adalah jumlah infeksi lokal baru tertinggi sejak 16 September 2021.

Sebagian besar kasus lokal baru berada di China utara, dengan infeksi dilaporkan di Heilongjiang, Mongolia Dalam, Gansu, Beijing dan Ningxia.

Termasuk infeksi yang diimpor dari luar negeri, China mencatat 78 kasus Covid-19 baru untuk 29 Oktober, naik dari 64 kasus sehari sebelumnya.

China juga melaporkan 24 kasus baru tanpa gejala, yang diklasifikasikan secara terpisah dari kasus yang dikonfirmasi, naik dari 23 kasus sehari sebelumnya.

Hanya ada satu kabar baik, yaitu tidak ada kematian baru.

Sehingga jumlah kematian tidak berubah di 4.636 kasus kematian.

Meskipun penghitungannya kecil dibandingkan dengan infeksi di tempat lain di dunia, wabah yang meluas baru-baru ini telah memaksa para pejabat untuk memperketat pembatasan, menekan sektor jasa, termasuk perusahaan pariwisata dan katering.

Baca Juga: Padahal Banyak Negara Termasuk Indonesia Mulai Bebas dari Covid-19, WHO Malah Semakin Penasaran dengan Asal Usul Virus Corona, Sampai Bikin Gebrakan Baru, 'Ini Kesempatan Terakhir'

Kota-kota perbatasan China, menghadapi risiko infeksi yang lebih tinggi dari luar negeri dan dengan sumber daya yang relatif sedikit, cenderung mengalami gangguan yang lebih parah daripada kota-kota yang lebih kaya.

Di Mongolia Dalam, pemerintah di Ejina Banner, sebuah divisi administrasi terpencil di perbatasan China dengan Mongolia, mengatakan akan memindahkan lebih dari 9.400 pelancong yang terdampar ke daerah-daerah berisiko rendah dalam beberapa hari mendatang, lapor China Daily resmi.

Ejina Banner telah terpukul keras oleh wabah terbaru dan dikunci minggu lalu.

Delapan belas dari infeksi Covid-19 lokal baru China yang dilaporkan pada hari Sabtu berada di Liga Alxa, divisi tingkat prefektur yang berisi Ejina Banner.

Baca Juga: Saat Indonesia Mulai Bebas Pandemi, Negara Tetangga Indonesia yang Canangkan 'Hidup Bersama dengan Covid-19' Ini Malah Alami Lonjakan Kasus, Bahkan Memiliki 3.700 Kasus Sehari