Find Us On Social Media :

Memiliki Darah Roma-Mesir Akibat Persekongkolan Ibunya, Sejak Kecil Sosok Penyandang Gelar Firaun Terakhir Ini Sudah Dikorbankan demi Kepentingan Politik hingga Runtuhnya Kerajaan Mesir

By Mentari DP, Sabtu, 30 Oktober 2021 | 18:30 WIB

Kisah firaun terakhir Mesir yang merupakan 'anak' Caesar dan Cleopatra.

Misal saudara kandung melawan saudara kandung atau orangtua melawan anak.

Dua tahun kemudian, penasihat Ptolemy mencoba bergerak melawan Cleopatra untuk menjadikan anak laki-laki itu sebagai penguasa tunggal.

Di saat itu, perebutan takhta itu, pasukan Roma datang.

Dua pahlawan militer besarnya, Julius Caesar dan Pompey the Great, terlibat dalam perang saudara dan sedang mencari aliansi.

Pompey membutuhkan Mesir. Jadi dia memutuskan untuk mendukung Ptolemy XIII.

Sementara Cleopatra mendirikan basis operasinya sendiri di mana dia mengumpulkan pasukan dan menunggu waktunya.

Dalam Pertempuran Pharsalus pada 48 SM, Caesar mengalahkan Pompey, yang melarikan diri ke Alexandria.

Lalu Ptolemy muda telah mengeksekusi Pompey dan menyerahkan kepalanya kepada Julius Caesar ketika dia menyapu Mesir akhir tahun itu.

Kesempatan itu digunakan Cleopatra untuk bertemu Caesar. Hingga Ptolemy muda tewas.

Caesar lalu menempatkan Cleopatra VII yang berusia 21 tahun di atas takhta.

Dia akan memerintah bersama, atas nama, dengan adik laki-lakinya, Ptolemy XIV.

Untuk mengkonsolidasikan aliansi, Cleopatra mengundang Caesar, yang 30 tahun lebih tua darinya, untuk tinggal di Mesir bersamanya.

Baca Juga: Pantas Timor Leste Ngotot Ingin Gabung Meski Terus Ditolak, Ternyata Ini Manfaat Jadi Anggota ASEAN, Buat 'Nambal' Tambang Minyaknya yang Mengering