Find Us On Social Media :

Pertempuran Paling Menentukan Bagi Firaun Terakhir Mesir, Inikah Alasan Cleopatra Kalah Meskipun Bawa Ratusan Armada Laut?

By Khaerunisa, Jumat, 29 Oktober 2021 | 20:25 WIB

Sisa-sisa monumen kemenangan Octavianus atas Mark Antony dan Cleopatra dalam pertempuran Actium.

Intisari-Online.com - Pertempuran Actium adalah pertempuran laut paling menentukan dalam Perang saudara Romawi, juga bagi Firaun Terakhir Mesir Cleopatra.

Berhadapan dalam pertempuran ini adalah pihak Octavianus dan pihak Mark Antony yang bersekutu dengan ratu Cleopatra VII dari dinasti Ptolemaik di Mesir.

Pertempuran laut ini dimenangkan Octavianus, membawa kekalahan bagi Cleopatra dan kekasih Romanya.

Kemudian setelah pertempuran ini pula, pasangan fenomenal Cleopatra dan Antony, menemui akhir hidup mereka secara tragis.

Baca Juga: Bak Hidup dari Kematian, Inilah Momen Puluhan Mumi Mesir Kuno Berjalan-jalan di Mesir, Firaun Tampak Diarak Menggunakan Kendaraannya

Kisah cinta nan kontroversial Cleopatra dan Mark Antony menjadi perbincangan sepanjang sejarah.

Tetapi, apa yang menyebabkan kekalahan mereka dalam pertempuran laut tersebut, sementara mereka mambawa ratusan armada laut, sekitar 500 armada Antony didukung 60 kapal perang Mesir Cleopatra.

Bahkan, pertempuran itu berakhir sangat singkat, hampir tidak berlangsung lebih dari sehari.

Melansir independent.co.uk (28/3/2019), Para arkeolog dan sejarawan memberikan pencerahan baru yang luar biasa tentang salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah manusia, pertempuran mengerikan yang melahirkan Kekaisaran Romawi.

Baca Juga: Gunung Gamping Wisata Tawangmangu, Punya Spot-spot Instagramable hingga Simpan Legenda Pertempuran Gatot Kaca

Sebuah studi rinci tentang monumen kemenangan yang unik, menghadap ke laut di barat laut Yunani, mengungkapkan beberapa rahasia yang telah lama hilang dari keterlibatan militer yang penting dalam pertempuran laut antara Octavianus dan Antony bersama Cleopatra.

Sisa-sisa monumen kemenangan masih bertahan berdekatan dengan Nicopolis, reruntuhan kota kuno terbesar di Yunani.

Pertempuran itu berlangsung pada tahun 31 SM, kini sudah lebih dari 2.000 tahun kemudian, analisis terperinci tentang monumen kemenangan besar Octavianus membantu para sarjana untuk lebih memahami bagaimana kemenangannya yang mengubah dunia itu dicapai.

Monumen kemenangan itu sendiri menghadap ke lokasi pertempuran di dekat Yunani kuno tempat perlindungan religius Actium.

Baca Juga: Kupon Makanan Jadi Pengganti Uang, Hewan Hias Dimakan, Sampai Warga Diminta 'Puasa' Sampai 2025, Beginilah Gambaran Mencekam Kelaparan yang Tengah Terjadi di Korea Utara

Selalu dianggap bahwa banyak kapal Cleopatra dan Mark Antony lebih besar dari kapal Octavianus, dan oleh karena itu kurang dapat bermanuver, tetapi belum ada bukti khusus.

Kini, data arkeologi penting yang diperoleh dari penggalian monumen tersebut selama beberapa tahun terakhir telah memberikan konfirmasi arkeologi pertama bahwa beberapa kapal Cleopatra dan Mark Antony memang luar biasa besar.

Itu akan memberi Octavian, yang memiliki kapal yang lebih kecil dan lebih cepat, sebuah keuntungan yang mengubah sejarah.

Bukti juga memungkinkan para arkeolog untuk mulai menyusun alasan militer di balik taktik pertempuran Oktavianus.

Baca Juga: Cek Kalender November 2021, Berikut Ini Hari Libur Nasional Serta Hari Besar Nasional dan Internasional

Data penting adalah dari serangkaian sekitar 35 ceruk yang dipasang di depan monumen kemenangan besar Oktavianus.

Diketahui, sebagian dari puisi Romawi abad pertama M, bahwa ceruk dibuat untuk menampung pendobrak laut perunggu besar dari beberapa kapal perang terpenting Mark Antony dan Cleopatra.

Octavianus menangkap 350 kapal mereka, dan memilih ram sebanyak 35 saja sebagai piala perang untuk dipajang secara permanen di monumen kekalahan musuh-musuhnya.

Analisis ceruk (beberapa di antaranya hanya digali dalam dua tahun terakhir) telah mengungkapkan bahwa mereka semua memiliki dimensi yang berbeda dan oleh karena itu dibuat untuk menampung ram musuh tertentu dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.

Baca Juga: Penasaran dengan Kecabangan, Tanda Pangkat Serta Bocoran Gaji TNI Angkatan Udara? Simak Selengkapnya di Sini

Selain itu, memang bisa dibayangkan bahwa beberapa kapal perang Antony dan Cleopatra memiliki panjang hingga 40 meter.

Sekarang para sejarawan dan arkeolog tidak memiliki cara yang nyata untuk mulai memperkirakan "daya tembak" serudukan kapal yang terlibat dalam pertempuran tersebut.

Tetapi penelitian ini kemungkinan akan meningkatkan apresiasi sejarawan tentang mengapa taktik Oktavianus dalam pertempuran laut paling menentukan ini dirancang untuk mencegah Antony dan Cleopatra secara efektif menggunakan kemampuan serudukan besar kapal perang mereka.

Dimensi ceruk itu sendiri menunjukkan bahwa alat ram perunggu di kapal perang Antony dan Cleopatra setidaknya empat kali ukuran ram purba terbesar yang ditemukan di mana pun oleh para arkeolog.

Baca Juga: Jangan Keburu Panik, Cukup Modal Semprotkan Baking Soda pada Tanaman, Permasalahan Tanaman Ini Akan Segera Tuntas!

Ceruk terbesar tampaknya telah dibangun untuk menampung ram besar selebar 1,7m. Terlebih lagi, bukti khusus juga menunjukkan bahwa beberapa ram memiliki tinggi 1,6 m – dan panjang hingga 2,5 m.

Meskipun tujuan utama ram raksasa mungkin untuk menembus pertahanan pintu masuk pelabuhan, peran yang mereka maksudkan dalam pertempuran khusus ini hampir pasti untuk menembus lambung kapal musuh di bawah garis air, sehingga berpotensi menenggelamkan mereka.

Dari 35 ram musuh yang dipajang secara permanen oleh Oktavianus di monumen kemenangannya, 20 di antaranya sangat besar, sementara 15 lainnya benar-benar besar.

Yang terbesar dipajang di ceruk di ujung barat dan timur monumen kemenangan.

Baca Juga: Berada di Kawasan Penuh Pertumpahan Darah, Negara Ini Justru Menjelma Jadi Negeri Tanpa Musuh, Bahkan Pemimpinnya Dihormati Seluruh Pemimpin Timur Tengah

Bangunan itu telah diselidiki secara sistematis oleh para arkeolog selama 16 tahun terakhir.

Penyelidikan besar tersebut didanai oleh Kementerian Kebudayaan Yunani dan Yayasan Stavros Niarchos, hasilnya diungkapkan pada konferensi arkeologi internasional yang diselenggarakan di San Diego, California, oleh Institut Arkeologi Amerika.

Arkeolog senior yang memimpin penelitian di Nicopolis, Dr Konstantinos Zachos, kurator emeritus barang antik di Kementerian Kebudayaan Yunani, mengatakan kepada The Independent bahwa analisis data arkeologi penting dari monumen kemenangan akan terus berlanjut.

Sementara sejarawan yang bertanggung jawab untuk meneliti ceruk itu sendiri, Profesor William Murray dari University of South Florida, mengatakan bahwa analisis berkelanjutan dari data ceruk sangat penting secara historis.

Baca Juga: Sebagai Seorang Dokter Gigi Pertama, Seperti Inilah Megahnya Makam Firaun Hesy-Ra dari Dinasti ke-3, Terdapat Meja dengan Panel Kayu dari Kualitas Terbaik

(*)