Find Us On Social Media :

Pantesan Bikin Musuh Ngacir Lihat Pasukan Khusus Elite Ini, Prajurit Perang Terbaik Yunani Kuno Gunakan Senjata Tombak Panjang dan Perisai yang Mahal Produksinya

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 28 Oktober 2021 | 11:05 WIB

Hoplite, prajurit perang terbaik Yunani Kuno.

Intisari-Online.com – Di setiap pasukan militer di sebuah negara pasti ada Pasukan Khusus yang memang diberi latihan khusus dalam kemiliteran.

Ternyata, Pasukan Khusus juga ada pada pasukan militer di abad pertengahan.

Salah satu prajurit elit terkemuka Yunani Kuno, disebut Hoplite.

Gambaran dari Pasukan Khusus ini dilihat dari seni dan peralatan dalam penggambaran paling ikonik dari peradaban klasik, yang muncul sekitar 700 SM.

Baca Juga: Temui Achilles, Prajurit Yunani yang Dimandikan ke Sungai Styx Agar Hidup Abadi, Namun Sejak Kecil Sudah Diramal Akan Mati Gagah Berani dalam Perang Troya

Meski tidak diketahui secara pasti di mana pertama kalinya muncul, namun sejarawan Herodotus mengindikasikan bahwa itu kemungkinan berasal dari Carians di Asia barat daya.

Itu berarti bahwa peralatan Pasukan Khusus itu diadopsi oleh Yunani dan bukan penemuan mereka sendiri.

Dimulai di Argos, peperangan Hoplite ini menggunakan perisai yang disebut sebagai perisai Argive, dan dipuja-puji sebagai pejuang paling tangguh.

Pada 669 SM, Hoplite disebut mengalahkan Spartan, yang terkenal sebagai prajurit paling ditakuti di Yunani.

Baca Juga: Inilah Enam Makhluk Paling Mengerikan dalam Mitologi Yunani, Mulai dari Gadis Berambut Ular Hingga Anjing Berkepala Tiga yang Mati di Tangan Pahlawan Yunani Ini

Meski sebagai pasukan elit pertempuran, namun para Hoplite bukanlah satu-satunya tentara negara-negara kota Yunani.

Perisai  yang berbentuk bulat dan berdiameter 80 meter menjadi peralatan Hoplite yang paling menentukan.

Perisai ini terbuat dari kayu dan kulit dengan bagian depannya perunggu, yang dapat memberikan perlindungan terbaik pada tubuh dari serangan musuh.

Bedanya, perisai Hoplite ini memiliki pegangan ganda.

Prajurit Hoplite meletakkan tangan kirinya melalui satu pegangan, lalu ditempatkan di dekat bagian tengah perisai, jadi bertumpu pada lengan bawahnya.

Tangannya digunakan untuk mencengkeram pegangan lainnya, yang ditempatkan di dekat tepi perisai.

Tidak seperti perisai lain, perisai yang digunakan Hoplite ini memiliki tali lengan yang memindahkan beban membawa perisai ke bahu.

Jadi beban tidak harus ditopang oleh tangan dan pergelangan tangan, sehingga perisai bisa dibuat lebih besar.

Sayangnya, kekurangan dari perisai bulat ini adalah tidak mudah dimanuver untuk melindungi seluruh tubuh prajurit Hoplite itu sendiri.

Baca Juga: Berumur 2.300 Tahun, Gerbang Masuk ke Kuil Suci Zeus Yunani Ditemukan di Turki, di Tempat Ini Mereka Sembah Banyak Dewa

Perisai itu lebih melindungi sisi kiri tubuh si prajurit Hoplite.

Oleh karena itulah, perisai akan berfungsi lebih maksimak jika para prajurit memakainya bersama-sama, sehingga dapat melindungi sisi kanan tubuh prajurit di sebelah kirinya.

Tidak hanya perisai dan pedang, prajurit Hoplite juga menggunakan tombak yang menusuk dengan panjang dua hingga dua setengah meter.

Untuk melindungi bagian tubuh yang bakalan terluka, tidak ketinggalan helm dan pelindung kaki mereka gunakan.

Pada masa awal, pasukan Hoplite ini menggunakan pelindung dada perunggu untuk melindungi tubuh mereka.

Seiring berjalannya waktu, perisai yang mereka gunakan sudah cukup untuk melindungi tubuh, sehingga mereka hanya mengenakan tunik kulit yang lebih ringan.

Untuk memaksimalkan perlindungan bersama dari perisai mereka itulah para Hoplite bertempur dalam formasi yang padat.

Dalam formasi padat itu mereka membuat dinding perisai kokoh, dengan tombak  panjang menonjol bak duri landak.

Formasi padat yang mereka buat biasanya sampai delapan tingkat.

Baca Juga: Berusia 5.000 Tahun, Arkeolog Turki Gali Patung Dewi Kesehatan Yunani Tanpa Kepala di Situs Kuil Persembahan untuk Zeus

Prajurit di belakang barisan depan menyamakan bahu rekan-rekannya dengan tombak mereka, dan mengisi celah ketika yang lain jatuh.

Posisi berlapis yang mereka lakukan ini juga bisa menambah kekuatan formasi.

Walaupun padat, namun formasi ini dilatih untuk maju pada barisan ganda jika diperlukan, atau berjalan perlahan mengikuti alunan musik dari alat musik pipa yang mengatur langkah mereka.

Literatur menyebutkan formasi pasukan Hoplite ini menciptakan kesan ganda individu, meski mungkin saja terjadi pertempuran satu lawan satu.

Meski ada juga bukti bahwa formasi padat seperti itu bisa saling menghantam, dan membuat gaya bertarung menjadi lebih baik.

Yang jelas, cara bertempur sekarang menjadi othismos, yang dalam bahasa Yunani berarti mendorong.

Perisai dari formasi lawan saling bertabrakan, dengan para prajurit mencoba untuk menusuk area yang terbuka pada musuh mereka.

Saling menekan satu sama lain dan mencari kesempatan untuk mengalahkan musuh, hingga menyebabkan kematian prajurit yang mengerikan.

Meski keterampilan individu diperlukan namun tetap yang paling penting adalah formasi padat, yang diperlukan barisan Hoplite untuk bisa mengatasi semuanya.

Baca Juga: Pantas Saja Spartan Ngacir, Hoplite, Prajurit Elit Terbaik Yunani Kuno Ini Gunakan Tombak Sepanjang Dua Meter dan Perisai yang Lebih Bermanfaat Bila Digunakan dalam Formasi Padat

Prajurit Hoplite ini bisa mendefinisikan tentara terbaik Yunani pada masa itu, yang memenangkan sebagian besar pertempuran.

Tetapi mereka tidak sendirian dalam sebuah pasukan, karena kavaleri juga mendukung mereka, untuk melakukan pengintaian, melindungi, dan  mengejar musuh yang melarikan diri.

Meski tidak sebanyak pasukan Hoplite, pasukan ringan juga hadir.

Walaupun disebut ‘ringan’, tetapi prajurit ini membawa peralatan yang bervariasi termasuk baju besi seperti yang dikenakan prajurit Hoplite.

Apalagi dari pasukan rudal yang membawa busur, sling, dan lembing.

Prajurit elit Hoplite adalah elite sosial dan militer, karena penggunaan peralatan hoplite yang mahal yang dibeli oleh sebagian besar prajurit itu sendiri.

Itu berarti harus orang kayalah yang menjadi bagian dari pasukan elite ini.

Meskipun diperlengkapi oleh negara, namun sepertinya direkrut dari elite sosial.

Makanya, ketika pasukan Hoplite kalah, tentunya ini sangat mengejutkan masyarakat.

Tidak hanya membentuk taktik, perisai Hoplite yang mahal produksinya, juga memiliki makna dalam politik perang.

 Baca Juga: Temui Leonidas, Raja Prajurit Legendaris Yunani Kuno Sparta paling Terkenal Memimpin 300 Pasukannya Bertarung dengan 6.000 Armada Xerxes

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari